Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Isu likuiditas salah satu bursa kripto terbesar dunia yaitu FTX menjadi pukulan yang berat bagi ekosistem kripto secara global. Dalam hitungan hari, nilai kapitalisasi pasar industri kripto global hilang US$ 200 miliar.
"Tentunya hal ini mempengaruhi investor kripto di Indonesia, sehingga banyak yang menjadi khawatir atas keamanan berinvestasi. Banyak investor juga meminta transparansi dari pihak bursa," kata Timothius Martin, Chief Marketing Officer Pintu kepada Kontan.co.id, Kamis (17/11).
Selain itu adopsi dan kepercayaan terhadap kripto juga melambat karena banyaknya sentimen negatif. Tapi, Martin melihat hal ini juga akan mendorong seluruh pemain kripto untuk lebih terbuka, lebih mengedukasi pengguna mengenal risiko investasi kripto, dan juga lebih fokus untuk membangun platform kripto yang sehat dan taat dengan regulasi yang berlaku.
Baca Juga: Ajukan Bangkrut di Pengadilan AS, Bappebti Resmi Hentikan Perdagangan Aset Kripto FTX
Martin mengatakan, Pintu telah menghentikan perdagangan token FTT sejak Senin, 14 November 2022 sehingga fitur trading dan deposit telah dihentikan.
"Keputusan tersebut kami ambil sebagai bentuk proteksi bagi users Pintu terkait adanya kasus yang dialami oleh FTX beberapa waktu lalu. Selaku exchange, kami pasti akan selalu melakukan peninjauan secara berkala untuk memastikan bahwa aset kripto yang telah terdaftar memenuhi standar tinggi yang telah kami tetapkan," tutur dia.
Menurut Martin penghentian perdagangan token FTT tidak mengubah siginifikan sikap pengguna Pintu. Pemegang token FTT di Pintu sebagian besar sudah menarik dana.
Martin mengatakan, makroekonomi tengah dalam kondisi menantang. Potensi resesi, kenaikan inflasi, kenaikan suku bunga, hingga kondisi geopolitik menyebabkan lambatnya pertumbuhan ekonomi dan menekan instrumen investasi, salah satunya kripto.
Baca Juga: Bursa Kripto Lokal Tutup Transaksi Token Buatan FTX
Selain itu, pemberitaan mengenai FTX juga mempengaruhi investor kripto di Indonesia. Banyak investor khawatir atas keamanan berinvestasi.
Sementara sentimen positif berasal dari bertambah jelas regulasi-regulasi global maupun lokal mengenai investasi aset kripto. Hal ini akan memberikan kejelasan hukum sehingga para investor bisa merasa lebih aman.
Menurut Martin, aset kripto masih terbilang baru sebagai instrumen investasi. Justru investasi pada aset kripto berhasil mencuri perhatian masyarakat karena menawarkan kemudahan dalam berinvestasi khususnya pada kelas aset yang bersifat global disamping dapat memberikan return of investment yang tinggi.
"Memang saat ini merupakan waktu yang cukup menantang bagi industri crypto, exchange, hingga investor. Tapi dalam beberapa tahun ke depan kita akan melihat perkembangan yang masif seperti beberapa tahun kemarin," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News