Reporter: Dityasa H. Forddanta | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) memastikan kondisi keuangannya masih tetap aman. Perusahaan tekstil ini memastikan ketersediaan kasnya masih cukup untuk memenuhi kewajiban.
Hal tersebut sekaligus menampik kabar yang menyebut SRIL berencana mengajukan perpanjangan tenor salah satu pinjamannya. Melansir Globalcapital.com, SRIL berencana memperpanjang tenor fasilitas pinjaman senilai US$ 350 juta.
Namun, kabar ini dibantah oleh SRIL. "Kabar itu tidak benar," ujar Corporate Communication PT Sri Rejeki Isman Tbk Joy Citra Dewi saat dimintai konfirmasinya terkait kebenaran kabar tersebut, Selasa (8/12).
Sri Rejeki Isman memang memiliki pinjaman sindikasi senilai US$ 350 juta. Fasilitas ini SRIL peroleh dari Citigroup, DBS, dan HSBC yang terbagi dalam dua fasilitas.
Baca Juga: Sri Rejeki Isman (SRIL) hanya menganggarkan belanja modal US$ 55 juta tahun depan
Fasilitas A senilai US$ 200 juta dengan bunga bervariasi. Mulai dari 2,50% per tahun ditambah 1 bulan Libor hingga 2,50% per tahun ditambah 1 bulan Libor, tergantung dari pihak mana fasilitas tersebut dikucurkan.
Sedangkan, fasilitas B senilai US$ 150 juta. Rentang bunganya sama seperti fasilitas A.
Namun, tenor fasilitas US$ 350 juta tersebut selama tiga tahun, sehingga baru akan jatuh tempo pada 2022. Cuma memang, dalam perjanjian fasilitas ini juga dicantumkan opsi perpanjangan tenor selama dua tahun.
Sedangkan utang jatuh tempo paling besar untuk tahun depan nilainya hanya US$ 33 juta yang berasal dari pinjaman bank dan medium term notes (MTN). Nilai jatuh tempo ini hanya sekitar 20% dari ketersediaan kas SRIL US$ 159 juta per September 2020.
Selanjutnya: Sritex ajukan perpanjangan tenor hingga 2024 atas utang sindikasi jatuh tempo di 2022
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News