Reporter: Sofyan Nur Hidayat | Editor: Test Test
JAKARTA. PT Dayaindo Resources International Tbk (KARK) berencana menerbitkan saham baru alias rights issue. Perusahaan pertambangan ini membidik dana minimal Rp 1,25 triliun dari hajatan itu. Duitnya untuk membiayai akuisisi tambang nikel dan pelabuhan di wilayah Sulawesi.
Sekretaris Perusahaan KARK, Endang Wijaya, mengatakan, pihaknya sudah mendapat restu dari para pemegang saham untuk meningkatkan modal dasar. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) KARK, Jumat (9/4) pekan lalu, menyetujui peningkatan modal dasar dari Rp 672,16 miliar menjadi sebesar Rp 5 triliun.
Aksi korporasi ini merupakan bagian dari rencana KARK menerbitkan saham baru. "Minimal (nilainya) Rp 1,25 triliun," kata Endang kepada KONTAN, kemarin (11/4). Dia bilang, nilai rights issue bisa lebih tinggi lagi karena disesuaikan dengan nilai akuisisi.
Dia mengaku, sudah ada satu bank asal Singapura yang siap menjadi pembeli siaga (standby buyer) saham baru KARK. "Mereka sudah menyediakan dana hingga US$ 200 juta," imbuh Endang. Rencananya, aksi korporasi itu akan dilangsungkan dalam semester satu tahun ini. Selain akuisisi, duit yang diperoleh dialokasikan buat modal kerja.
Sayang, Endang belum bersedia mengungkapkan jumlah saham baru yang akan diterbitkan. Karena, masih menunggu hasil penilaian rencana akuisisinya.
Sebenarnya, penjajakan akuisisi tambang nikel di Sulawesi oleh KARK sejak tahun 2008. Bahkan, sudah menyepakati harga beli yang didasari atas jumlah cadangan nikel tersedia dan harga nikel saat itu US$ 30 per metrik ton. Tapi, kejatuhan harga nikel hingga US$ 13 per metrik ton menyebabkan harga beli tambang itu dinilai terlalu mahal.
KARK juga akan mengakuisisi pelabuhan di Mamuju, Sulawesi Barat. Pelabuhan ini menampung dan mengangkut batubara ke kapal tongkang. Langkah ini bisa menekan ongkos pengiriman. Bahkan, KARK bisa menyewakan pelabuhan ini kepada perusahaan tambang lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News