Reporter: Vina Elvira | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan tambang mineral logam dasar, PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC) menargetkan pendapatan di tahun 2021 bias mencapai Rp 1,25 triliun.
Untuk memuluskan target penjualan di tahun ini, ZINC telah menyiapkan sejumlah strategi. Seperti meningkatkan kapasitas produksi serta melanjutkan penjualan komoditas bijih besi untuk pasar domestik.
"Namun untuk realisasi target tersebut tergantung pada harga komoditas terutama base metal yang mengalami fluktuasi sejak awal tahun 2021 ini, serta kami juga masih melihat perkembangan dari pemulihan ekonomi di Indonesia maupun global," kata Direktur ZINC Hendra William kepada Kontan.co.id, Jumat (23/4).
Asal tahu saja, saat ini, ZINC memiliki tambang seluas 5,569 hektare (ha) yang memproduksi logam dasar, mulai dari konsentrat Timbal (Pb), konsentrat Seng (Zn) dan Perak (Ag). Area yang sudah berproduksi baru mencapai 390 ha atau baru 7% dari total luas IUP yang dimiliki.
Lebih lanjut Hendra bilang, permintaan komoditas timbal dan seng sudah mulai menunjukkan adanya peningkatan permintaan, terutama yang berasal dari pasar global. Selain itu, harga komoditas yang dijual ZINC juga terpantau mulai merangkak naik.
Nah, kedua faktor tersebut diyakini dapat berkontribusi pada terhadap pertumbuhan margin penjualan ZINC di tahun ini.
Baca Juga: Kapuas Prima Coal (ZINC) kantongi restu untuk cari pinjaman Rp 1,6 triliun
"Pada tahun ini perusahaan juga akan meningkatkan kapasitas penambangan dan produksi untuk bisnis inti," ujar dia.
Hendra melanjutkan, di tahun ini ZINC juga tengah menggencarkan produksi komoditas bijih besi dengan membidik target penjualan di pasar domestik. Mengingat, permintaan bijih besi di tanah air memiliki proyeksi yang sangat positif saat ini. ZINC pun menargetkan penjualan komoditas tersebut bisa mencapai US$ 12 juta di tahun 2021.
"Kami melihat permintaan akan bijih besi dari pasar domestik cukup baik, sehingga perseroan menyambut dengan menjalankan kembali produksi bijih besi sehingga dapat menambah jumlah penjualan perseroan," sambungnya.
Guna mendukung target bisnisnya di tahun ini, ZINC menganggarkan dana sebesar US$ 7 juta-US$ 8 juta untuk belanja modal alias capital expenditure (capex). Dana untuk capex ini berasal dari kas internal perusahaan.
Alokasi capex digunakan untuk pengembangan infrastruktur dan juga menunjang peningkatan kapasitas produksi. "Untuk pengembangan infrastruktur terowongan, meningkatkan safety dan menambah jumlah alat berat untuk menunjang peningkatan kapasitas produksi," pungkas Hendra.
Selanjutnya: Arab Saudi mengirimkan bantuan oksigen ke India di tengah lonjakan kasus Covid-19
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News