Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Aksi Penawaran Umum Terbatas (PUT) dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) membuat Bursa Efek Indonesia (BEI) khawatir terhadap guncangannya ke pasar saham.
Oleh karena itu, BEI pun membuat ketentuan untuk memperhitungkan kapitalisasi pasar HMSP secara bertahap. Hal ini dimuat dalam Pemasukan Kembali Saham HMSP ke Dalam Perhitungan Indeks BEI No. Peng-00885/BEI.OPP/10-2015.
Pada 4 November nanti, persentase jumlah saham HMSP yang akan diperhitungkan dalam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hanya 25%. Lalu di 18 November, persentase saham HMSP yang diperhitungkan naik jadi 50%. Jumlah tersebut kembali meningkat jadi 75% pada 2 Desember.
Pada akhirnya, bobot saham HMSP akan diperhitungkan penuh 100% pada 16 Desember.
“Ketentuan ini merujuk dan mempertimbangkan kapitalisasi pasar HMSP yang relatif besar dan untuk menjaga tidak terjadinya fluktuasi indeks yang signifikan,” kata Kepala Divisi Operasional Perdagangan BEI Eko Siswanto, dalam pengumuman.
Maklum saja, saat hari pertama perdagangan rights issue, HMSP memancing aksi jual pemodal asing. Pada 26 Oktober, asing mencatatkan aksi jual sebesar Rp 5,8 triliun dan IHSG pun memerah 0,82%. Adapun, periode perdagangan HMETD HMSP berlangsung 4 hari sampai 30 Oktober.
Kemudian, periode penyerahan saham hasil pelaksanaan HMETD dan tanggal terakhir pembayaran pemesanan saham tambahan akan dilakukan 3 November. Lalu tanggal penjatahannya 4 November dan pengembalian uang pemesanan adalah 6 November.
Emiten rokok ini menawarkan 269,72 juta saham. Setiap pemegang 65 saham lama berhak atas 4 HMETD, dimana setiap 1 HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sebanyak 1 saham baru. Adapun, harga pelaksanaannya adalah Rp 77.000 per saham. Sehingga right issue ini bernilai sebesar Rp 20,76 triliun.
Aksi rights issue HMSP dilakukan dalam rangka memenuhi persyaratan minimum pencatatan saham beredar atau free float. Dengan ini, saham PT Philip Morris Indonesia tergerus dari 98,18% menjadi 92,5%. Lalu saham publiknya meningkat dari 1,82% ke posisi 7,5%.
Dengan meningkatnya jumlah saham beredar ini, HMSP pun merajai kapitalisasi pasar saham Indonesia. Saat ini, kapitalisasi pasar HMSP tercatat sebesar Rp 426 triliun. Bobotnya terhadap indeks adalah sebanyak 9%.
Eko menjelaskan, terdapat 4 indeks yang komponen perhitungannya mengalami penambahan saham HMSP. Ini adalah IHSG, indeks papan utama, indeks sektor industri barang konsumsi, dan indeks sektor manufaktur.
Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo menjelaskan, kenaikan secara bertahap ini membuat pergerakan saham HMSP tak langsung berpengaruh besar terhadap indeks. Lalu apabila kapitalisasi pasar HMSP langsung diperhitungkan 100%, maka harga sahamnya bisa melejit cepat. Padahal saat ini Price Earning (PE) HMSP sudah mahal di kisaran 30x.
Ia mengatakan, HMSP yang mernduduki posisi satu kapitalisasi pasar membuat para fund manager memburu saham tersebut. Apalagi dengan adanya rights issue, saham HMSP mulai terlihat likuid. Oleh karena itu, fund manager merasa HMSP merupakan saham yang wajib dimiliki.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News