kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kapitalisasi Pasar BEI Tembus Rp 9.333 Triliun, Ini Pendorongnya


Minggu, 14 Agustus 2022 / 15:53 WIB
Kapitalisasi Pasar BEI Tembus Rp 9.333 Triliun, Ini Pendorongnya
ILUSTRASI. Salah satu pendorong naiknya kapitalisasi pasar BEI adalah pertumbuhan jumlah investor yang cukup masif. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai kapitalisasi pasar atau market capitalization (market cap) Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai Rp 9.333 triliun hingga perdagangan Jumat (12/8). Bila dihitung sejak akhir tahun 2021, nilai kapitalisasi pasar BEI tumbuh 13,05%  ytd.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, salah satu pendorong naiknya kapitalisasi pasar BEI adalah pertumbuhan jumlah investor yang cukup masif.

Selanjutnya, pertumbuhan nilai kapitalisasi pasar juga terdorong oleh banyaknya emiten yang initial public offering (IPO) serta aksi korporasi lainnya.

"Sehingga, efeknya juga terlihat terhadap kinerja indeks komposit kita. Ini menjadi sebuah pembuktian kekuatan dari pasar modal Indonesia terus memikat dana asing," katanya, Minggu (14/8).

Baca Juga: Kapitalisasi Pasar Bursa Naik 0,54% Dalam Sepekan Menjadi Rp 9.333,890 Triliun

Mengutip Bloomberg, beberapa sektor dengan pertumbuhan nilai kapitalisasi pasar tertinggi ada dari sektor konsumer diskresioner dengan kenaikan 65,92% dari periode akhir tahun 2021, atau naik sebesar Rp 346,66 triliun. Kemudian ada sektor energi yang melonjak 59,56% dari awal tahun hingga perdagangan Jumat (12/8), dengan total kenaikan Rp 318,72 triliun.

Kemudian ada sektor jasa telekomunikasi juga naik 15,28% dari akhir tahun lalu hingga perdagangan Jumat (12/8) atau naik 157,85 triliun.

Nico menilai, pertumbuhan nilai market cap seperti konsumer diskresioner, energi, dan jasa telekomunikasi tak lepas dari sektor minat investor yang tinggi saat ini. Sehingga, berpengaruh terhadap pergerakan harga sahamnya serta berpengaruh pada market cap-nya.

Nico menyebutkan, kenaikan harga komoditas dan energi menjadi faktor pendorong kenaikan sektor-sektor tersebut. "(kenaikan harga komoditas) Yang menyebabkan krisis pangan dan energi mendorong saham saham consumer juga ikut tumbuh," papar Nico.

Dari sektor-sektor tersebut, Nico menilai saham-saham yang menarik dan secara valuasinya masih murah ada ADRO, PTBA, TLKM, ICBP, dan INDF. 

Ia memasang target harga ADRO di Rp 4.200, PTBA dengan target harga Rp 4.400, TLKM dengan target harga di Rp 5.100, ICBP dengan target harga Rp 11.300, dan INDF dengan target harga di Rp 8.600.

Baca Juga: Kapitalisasi Pasar Terus Merosot, Saham Bank Jago (ARTO) Masih Menarik?

Lebih lanjut Nico melihat ke depannya nilai kapitalisasi pasar berpotensi lanjut meningkat seiring dengan ekonomi yang kuat. Kemudian, musim rilis laporan keuangan dan banyaknya perusahaan yang mengantre IPO juga jadi pendorong ke depannya.

Selain itu, kata Nico, fundamental ekonomi yang didukung oleh kondisi fiskal yang semakin sehat ditambah dengan ketidakpastian yang tinggi, akan membuat Indonesia menjadi pilihan dalam berinvestasi di Asia. Hal ini tentu akan mendorong ketahanan Indonesia dalam melewati volatilitas dan stabilitas yang terjadi di pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×