Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) yang turun membuat nilai kapitalisasi pasarnya juga ikut turun. Pada perdagangan Jumat (12/8), ARTO ditutup melemah 5,34% ke posisi Rp 10.200.
Kapitalisasi pasar ARTO pada Januari mencapai Rp 224,97 triliun dan menduduki posisi kelima sebagai saham dengan kapitalisasi pasar alias market cap terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Namun pada Juli market cap ARTO hanya mencapai Rp 145,06 triliun. Nilai tersebut berhasil membuat ARTO menempati posisi ke-10 sebagai saham dengan nilai kapitalisasi jumbo.
Berdasarkan data RTI, kapitalisasi pasar ARTO mencapai Rp 141,33 triliun per Jumat (12/8). Dengan PER mencapai 2.443,70 kali dan PBVR sebesar 17,08 kali.
Baca Juga: Saham Bank Jago (ARTO) Lebih Mentereng Usai Masuk LQ45
Analis Reliance Sekuritas Lukman Hakim menilai meskipun mencatatkan mulai mencatatkan pertumbuhan, sentimen terhadap sektor bank digital sudah mulai meredup pasca aksi korporasi berupa rights issue.
"Untuk rekomendasi bank digital sebaiknya para investor wait and see terlebih dahulu dan mencermati sektor lain," kata Lukman kepada Kontan, Jumat (12/8).
Dia mencermati walaupun ada bank digital yang sudah mencatatkan perbaikan kinerja, masih ada beberapa bank digital yang membukukan rugi bersih. Lukman menyebut bank digital sebagai growth stock.
Baca Juga: Jadi Blue Chip, Apakah Saham ARTO Milik Bank Jago Layak Dibeli?
Vice President Infovesta Utama, Wawan Hendrayana menilai menjadi wajar kalau kapitalisasi pasar ARTO terus menciut sepanjang tahun berjalan ini. Dia menilai secara valuasi saham ARTO tergolong sangat mahal.
"Valuasi ARTO memang sangat mahal bila dihitung secara konservatif, pertumbuhan harganya karena ekspektasi pertumbuhan yang tinggi," ucap dia.
Menurut Wawan dengan kinerja terbaru ARTO, pelaku pasar dan investor udah mulai bisa mengkalibrasi ekspektasinya, sehingga harga saham ARTO juga ikut terkoreksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News