Reporter: Yuliana Hema | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai kapitalisasi pasar PT Bank Jago Tbk (ARTO) terus merosot seiringan dengan penurunan harga sahamnya. Pada perdagangan Selasa (14/6), saham ARTO menguat 7,69% ke posisi Rp 9.100.
Namun berdasarkan data RTI, secara year to date saham ARTO anjlok 43,13%. Dalam setahun terakhir saham bank digital ini sudah melemah 13,9%.
Di sisi lain, kapitalisasi pasar ARTO pada Januari mencapai Rp 224,97 triliun dan menduduki posisi kelima sebagai saham dengan kapitalisasi pasar alias market cap terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Baca Juga: IHSG Jatuh 1,99% pada Sesi I, Asing Jual Saham BBCA, INTP, dan ARTO
Namun pada Februari, ARTO harus menyerahkan posisinya kepada saham ASII. Market cap ARTO turun menjadi Rp 221,88 triliun dan menduduki posisi ke enam.
Kemudian pada Maret, market cap ARTO berada di posisi ketujuh dengan nilai Rp 200,96 triliun. Lalu, di April terus melorot hingga Rp 159,81 triliun. Pada Mei, market cap ARTO mencapai Rp 128,60 triliun.
Analis Kiwoom Sekuritas Abdul Azis bilang secara prospek bank digital masih menarik, tapi valuasi ARTO sudah cukup tinggi jadi wajar untuk saham ARTO turun dahulu.
"Secara saat ini PBV ARTO berada di 15,3 kali, lebih mahal jika dibandingkan dengan BBCA yang memiliki PBV 4,7 kali," Azis kepada Kontan.co.id, Selasa (14/6).
Senada, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya menilai secara valuasi saham ARTO terlalu mahal sehingga belum menarik untuk dikoleksi pada saat ini.
Menurut Cheryl, masih ada big caps lain yang lebih menarik. Baik dari sisi fundamental yang sudah menghasilkan profit dan memiliki valuasi yang relatif lebih murah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News