kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Kantong SRIL disetrum pembangkit listrik


Kamis, 17 Desember 2015 / 08:45 WIB
Kantong SRIL disetrum pembangkit listrik


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Prospek bisnis PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) bakal semakin menarik. Ada sederet alasan yang bisa mendukung kinerja emiten garmen, yang berbasis di Solo, Jawa Tengah ini.

Misalnya, SRIL bisa efisien membayar upah pekerja. Namun upah buruh yang murah itu bukan karena ditekan pihak perusahaan. "Lebih murah karena memang upah minimum di sana (Solo) lebih rendah dibandingkan daerah lain," jelas Matthew Wibowo, analis Mandiri Sekuritas kepada KONTAN, Rabu (16/12).

Hal ini turut menjaga margin kotor SRIL. Selama periode tahun 2013 dan 2014, margin kotor perusahaan ini masing-masing sebesar 21,6% dan 22,1%. Depresiasi rupiah terhadap dollar AS juga menyebabkan fundamental SRIL jauh lebih menarik.

Maklum, 70% pendapatan SRIL berbentuk dollar AS. Matthew memprediksi, kontribusi pendapatan ekspor SRIL hingga tahun ini terjaga minimal 50% terhadap total pendapatan. Porsi ekspor memang besar, tapi porsi impor bahan baku SRIL juga besar atau tercatat 50% dari kebutuhan bahan baku.

Tapi, hal itu tak masalah selama pendapatan ekspor masih jauh lebih besar. Demi menggenjot efisiensi, SRIL bakal membangun pembangkit listrik pada tahun depan dengan investasi US$ 100 juta.

Jika power plant ini beroperasi, maka SRIL tidak perlu membeli listrik dari PLN. Proyek ini berimbas jangka panjang. "Itu masih rencana dan belum terlihat efeknya," tambah Matthew. Proyek power plant ditargetkan rampung dalam kurun satu setengah tahun.

Namun, Michael Wilson Setjoadi, analis Bahana Securities menilai, rencana itu merupakan langkah jitu menggenjot kinerja. Dengan memakai power plant, beban bahan bakar bisa ditekan.

"Itu sangat positif, dengan internal rate of return (IRR) pada level 15%, maka ini setara tambahan margin 3% lebih tinggi," jelas Michael. Dia memprediksi, tahun ini margin kotor SRIL diperkirakan 21,1%, sama seperti estimasi margin kotor tahun 2016.

Margin itu mencerminkan estimasi pendapatan dan laba kotor SRIL sepanjang 2015 masing-masing senilai US$ 599 juta dan US$ 141 juta. Sementara estimasi laba bersih sekitar US$ 52 juta.

Tahun depan SRIL diprediksi meraih pendapatan dan laba kotor masing-masing US$ 680 juta dan US$ 161 juta. Sementara laba bersih sekitar US$ 67 juta. Terakhir, pendapatan SRIL tahun 2017 diproyeksikan US$ 791 juta, dengan laba kotor dan laba bersih masing-masing US$ 191 juta dan US$ 84 juta.

Dengan upah buruh yang lebih murah dan perkiraan beroperasinya power plant milik SRIL, maka margin kotor SRIL hampir bisa dipastikan naik menjadi 21,6%.

Sebastian Tobing, analis Trimegah Securites, dalam risetnya memprediksi, tahun ini pendapatan SRIL tumbuh 10% year-on-year (yoy). Tapi dia belum memberikan rekomendasi terbaru SRIL.

Michael merekomendasikan buy dengan target Rp 500 per saham. Menariknya, prospek SRIL juga membuat Adi Wicaksono, analis Maybank Kim Eng Securities merevisi target SRIL menjadi Rp 432 per saham dan mempertahankan rekomendasi buy.

Analis Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe menyarankan hold dengan target Rp 350. Harga SRIL kemarin stagnan di posisi Rp 375 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×