kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kantong semakin sehat berkat rumah sakit


Rabu, 23 Mei 2012 / 07:10 WIB
Kantong semakin sehat berkat rumah sakit
ILUSTRASI. Austindo (ANJT) berkerja sama dengan Asia Foods Group telah memulai ekspor edamame beku pada akhir April lalu.


Reporter: Raka Mahesa W | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Menambah utang untuk ekspansi usaha. Itu yang PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) lakukan dengan menerbitkan obligasi senilai US$ 150 juta. Surat utang ini bertenor tujuh tahun dengan kupon sebesar 7%.

Sejatinya, permintaan akan obligasi terbitan perusahaan Grup Lippo ini mencapai US$ 680 juta. Ada beberapa faktor pendukung banyaknya peminat obligasi ini. Satu yang utama adalah kenaikan peringkat LPKR dari B+ menjadi BB- yang dilakukan Fitch, pada 8 Mei 2012.

Sebelumnya, lembaga pemeringkat Standard & Poor\'s (S&P) menaikkan peringkat long-term corporate credit rating LPKR menjadi BB- dari B+, dengan outlook stabil.

"Perbaikan peringkat tersebut momentumnya pas dengan penerbitan senior notes LPKR, hingga peminatnya cukup banyak," kata Anindya Saraswati, Analis Danareksa Sekuritas, Selasa (22/5).

Dengan penerbitan obligasi tersebut, rasio utang terhadap ekuitas atau net gearing ratio LPKR di tahun 2012 menjadi 28,4%. Angka tersebut naik daripada rasio per akhir 2011, yang sebesar 17,9%.

Naik lima tahun

Anindya menuturkan, rasio LPKR termasuk tinggi dibanding emiten-emiten properti lain. "Namun, itu masih wajar, sebab LPKR memiliki banyak proyek yang dikerjakan misalnya saja pembangunan rumah sakit (RS)," ujar dia.

Penerbitan obligasi ini memang diperlukan oleh LPKR, untuk memenuhi kebutuhan belanja modal atawa capital expenditure (capex) LPKR tahun ini yang cukup besar yaitu US$ 400 juta. Belanja modal paling besar digunakan untuk membangun RS, sekitar US$ 150 juta, atau setara 37,5% dari capex.

Anindya menghitung, bisnis RS akan berkontribusi sekitar 30% dari total pendapatan LPKR pada tahun ini. Hingga tiga tahun ke depan, pendapatan dari RS bisa berkontribusi sekitar 40%-42% terhadap total kinerja LPKR.

Selain dari bisnis rumah sakit, sumber pemasukan LPKR yang lain adalah proyek urban development, seperti Lippo Village, Lippo Cikarang, Tanjung Bunga, San Diego Hills. Porsi pendapatan segmen tersebut 30%.

Sementara, proyek berskala besar seperti City of Tomorrow, Kemang Village dan St. Moritz akan berkontribusi sebesar 30%. Sisa kontribusi berasal dari pendapatan mal dan hotel.

Anthony Yunus, analis Kim Eng Securities, dalam laporan risetnya, menyatakan, tahun lalu LPKR menderita penurunan laba kotor dari 49% menjadi 45%. Ini 3% di bawah perkiraannya. Namun, LPKR mampu menjaga pertumbuhan laba bersih sebesar 17% dalam dua tahun terakhir. "Dalam lima tahun ke depan keuntungan LKPR bisa naik 20%-22%," ujar Anthony.

Kalkulasi Anthony, pendapatan LPKR tahun ini mencapai Rp 5,79 triliun, naik 38,51% year on year (yoy). Sedang, laba bersih tumbuh 25,29% menjadi Rp 1,02 triliun.

Lantaran kinerja LPKR masih bertumbuh, Anindya dan Anthony merekomendasi buy dengan target harga masing-masing Rp 930 per saham dan Rp 900 per saham
Adapun Liliana Bambang, Analis JP Morgan memberi peringkat overweight dengan target Rp 900 per saham.

Harga LPKR, Selasa (22/5) ditutup menguat 3,80% menjadi Rp 820 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×