Sumber: KONTAN | Editor: Test Test
JAKARTA. Keinginan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) melakukan ekspansi usaha tak pernah surut. Kabar terakhir, perusahaan farmasi ini sedang merampungkan proses perjanjian dengan perusahaan asal Filipina. Nantinya, kedua perusahaan ini akan membentuk perusahaan patungan.
Direktur Kalbe Farma Vidjongtius mengatakan, proses finalisasi ini mencakup besaran nilai dan komposisi investasi di perusahaan joint venture itu. Perusahaan anyar ini akan menggarap produk konsumen di Filipina. "Joint venture ini bertujuan agar kami lebih aktif di Filipina. Sebab, selama ini, kami belum punya badan usaha di sana," kata Vidjongtius, kemarin (20/1). Ia memperkirakan, seluruh perjanjian bakal rampung dua hingga tiga pekan mendatang.
Selama ini, produk Kalbe Farma, yaitu Extra Joss, cukup laku di Filipina. Tapi, Kalbe Farma belum berencana membangun pabrik di negara tetangga itu. "Kami ingin memantapkan posisi produk," kata Vidjongtius. Untuk tahap awal, perusahaan patungan tadi akan memproduksi produk KLBF. Selanjutnya, mereka akan mengeluarkan produk-produk baru.
Selain di Filipina, Kalbe juga akan mengembangkan pasar Asia lewat anak usaha pemasaran regional, Kalbe International Pte Ltd. Perusahaan yang berbasis di Singapura ini akan memperkuat pemasaran di kawasan Asia Tenggara. "Biasanya, lain negara, produk yang dipasarkan akan berbeda pula," imbuh Vidjongtius. Meski enggan memerinci, Kalbe Farma akan menambah variasi produk yang dipasarkan di pasar luar negeri pada tahun ini.
Namun berbeda dengan kondisi di luar negeri, hingga kini, rencana Kalbe Farma membentuk perusahaan patungan di Indonesia belum bisa terwujud. "Portofolio produknya belum disetujui," katanya.
Di pasar dalam negeri, Kalbe Farma lebih fokus membangun pabrik baru. Induk usaha PT Enseval Putera Megatrading Tbk (EPMT) ini sedang menyiapkan pembangunan pabrik obat generik. "Untuk pabrik ini, kami menanamkan investasi sekitar Rp 100 miliar," kata Vidjongtius.
Dana pembangunan pabrik baru ini termasuk dalam anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) KLBF tahun ini sebesar Rp 400 miliar. Nantinya, pabrik ini akan memiliki kapasitas produksi sekitar 100 juta tablet sebulan. Berarti, dalam setahun, pabrik itu mampu memproduksi 1,2 miliar tablet.
Kalbe Farma memperkirakan, pembangunan pabrik baru itu akan berlangsung selama satu hingga satu setengah tahun ke depan. Artinya, pabrik baru ini akan beroperasi pada awal tahun 2011.
Selain membangun pabrik, Kalbe akan membelanjakan Rp 100 miliar untuk membangun infrastruktur distribusi, peralatan dan mesin, serta komputerisasi distribusi. Hingga kuartal ketiga 2009, obat resep memberi kontribusi Rp 1,64 triliun, atau 25,27% dari total pendapatan Kalbe yang sebesar Rp 6,49 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News