Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
LONDON. Indonesia dan Turki menorehkan sejarah baru. Jika dilihat dari semua indikator pengukuran finansial, kedua negara itu berhasil melampaui pertumbuhan ekonomi sejumlah negara besar di emerging market.
Bahkan Indonesia dan Turki berhasil melampaui perekonomian Brazil, Rusia, India, dan China (BRICs), yang pertumbuhannya digadang-gadang bakal merajai perekonomian dunia. Kendati begitu, Indonesia dan Turki dinilai masih terlampau kecil untuk bergabung di BRICs.
Asal tahu saja, sepanjang tahun ini, indeks saham Indonesia berhasil melonjak 21%. Sementara itu, Turki melesat 13%. kedua bursa saham ini sama-sama menyentuh level tertingginya pada 29 Juli lalu.
Data yang dirilis EMBI Global yang dikeluarkan oleh JP Morgan Chase & Co menunjukkan, adanya reli di pasar kredit membuat yield atas utang dengan mata uang asing kedua negara berada di level paling rendah dari angka rekor tertinggi.
"Ada perubahan paradigma terkait cara kedua negara dijalankan. Kedua negara sangat luas dan sangat sistemik juga stabil. Pasar melihat dua negara ini dalam perspektif yang berbeda," papar Amer Bisat, senior ekonom International Monetary Fund (IMF).
Kondisi yang terjadi sekarang berbanding terbalik dengan situasi pada tahun 2008 lalu. Pada waktu itu, investor tak memperdulikan Indonesia dan Turki seiring dengan jatuhnya perekonomian global ke jurang resesi terburuk sejak Perang Dunia II. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia dan ISE National Turki masing-masing melorot lebih dari 50%. Kondisi itu diperparah dengan pelemahan mata uang masing-masing negara yang mencapai hingga 15%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News