Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permintaan dari swasta melemah di 2018, PT Kabelindo Murni Tbk (KBLM) revisi target pendapatan. Sebelumnya, perusahaan menargetkan pendapatan bisa tumbuh 10%, namun kemudian direvisi menjadi 0%-5% hingga akhir tahun.
"Tahun ini, paling enggak sama dengan tahun lalu, atau kalaupun naik maksimal 5% secara pendapatan keseluruhan. Kami masih optimistis dengan kinerja 4-5 bulan terakhir ini," ungkap Direktur Independen KBLM Petrus Nugroho kepada Kontan, Jumat (16/9).
Tak ingin berlarut, berkaca dari kondisi swasta yang mengerem permintaan di tahun ini, KBLM sudah siapkan strategi mantap untuk dijalankan tahun depan. Bahkan, strategi tersebut sudah mulai diterapkan perusahaan dari sekarang, yakni strategi jemput bola.
"Kami mulai mencari informasi sebanyak-banyaknya dan menyasar pada proyek-proyeks sektor swasta yang kecil-kecil," jelasnya.
Selain itu, jika sebelumnya KBLM mengandalkan distributor untuk mencari berbagai proyek strategis bagi emiten tersebut, kini KBLM justru terjun langsung ke lapangan. Upaya tersebut sekaligus untuk menambah market share perusahaan itu, yang saat ini porsinya masih di bawah 10%.
"Market share perusahaan kami masih nomor 5 atau enggak sampe 10%, kita ingin bisa nyalip bertahap ke nomor 4 dengan market share 15%. Targetnya kita ingin jadi nomor 2 tapi bertahap lah," ujarnya.
Ke depan perusahaan juga akan terus meningkatkan strategi pemasan dan memungkinkan untuk melakukan berbagai upaya investasi. Dengan begitu, harapannya pendapatan perusahaan bisa naik hingga 20% di tahun mendatang.
Petrus juga mengklaim bahwa saat ini arus cashflow perusahaan masih cukup kuat. Apalagi, pendanaan perusahaan saat ini sebagian besar masih di backup oleh Bank Mandiri dan Bank Danamon.
"Katakanlah dari cashflow, misal Rp 50 miliar dari Mandiri dan Rp 25 miliar dari Danamon, jadi kita belum ada rencana untuk aksi korporasi di tahun depan," tandasnya.
Sebagai informasi, berdasarkan laporan keuangan tahunan per 30 Desember KBLM, emiten tersebut sukses mencatatkan kenaikan penjualan atau pendapatan neto sebanyak Rp 228 miliar atau tumbuh 23% di akhir 2017, menjadi Rp 1,21 triliun. Begitu juga dengan laba komprehensif yang diatribusikan kepada entitas induk naik hingga 2.544% dari Rp 18,69 miliar di 2016, menjadi Rp 476,97 miliar di akhir 2017.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News