Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Kontrak non delivered forward (NDF) rupiah melemah pada transaksi awal pekan (14/1). Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 09.56, kontrak NDF rupiah untuk pengantaran satu bulan ke depan melemah 0,1% menjadi 9.920 per dollar AS. Angka tersebut lebih rendah 2,5% dari harga di pasar spot onshore. Asal tahu saja, rupiah di pasar spot melemah 0,4% menjadi 9.670.
Pelemahan mata uang rupiah dipicu oleh kecemasan investor mengenai lonjakan tingkat inflasi di Indonesia pada tahun ini. Salah satu sebabnya adalah rencana pemerintah untuk memangkas subsidi energi.
"Jurang antara kontrak forward dan spot semakin lebar karena Bank Indonesia berkomitmen untuk menjaga rupiah di pasar onshore," jelas Nurul Eti Nurbaeti, head of treasury research PT Bank Negara Indonesia. Dia menambahkan, ada juga kecemasan mengenai outlook ekonomi Indonesia, dengan mempertimbangkan prospek kenaikan inflasi dan defisit neraca perdagangan saat ini.
Sekadar tambahan informasi, pada pekan lalu hingga 10 Januari, investor asing menarik dananya di Indonesia dengan nilai mencapai Rp 1,29 triliun dari pasar obligasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News