Reporter: Adhitya Himawan, Annisa Aninditya Wibawa, Nina Dwiantika | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Peta bank kelas kakap di Indonesia berubah. Mulai Oktober 2014 lalu, aset PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mengungguli PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), yang selama ini kesohor sebagai bank dengan aset terbesar di negeri ini.
Merujuk data Bank Indonesia (BI) per Oktober 2014, total aset Bank Mandiri bukan konsolidasi (bank only) mencapai Rp 707,96 triliun, tumbuh 16,3% year on year (yoy). Sementara aset BBRI mencapai Rp 712,44 triliun di Oktober 2014, melesat 22,59%.
Pertumbuhan aset BBRI yang cukup tinggi ditopang dari semua pos. Kenaikan paling tinggi terjadi pos tagihan surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo), yakni meroket 288,37% menjadi Rp 34,41 triliun di Oktober 2014. Sementara kredit cuma naik 13,75% menjadi Rp 468,78 triliun.
Budi Satria, Sekretaris Perusahaan BRI, mengatakan, target pertumbuhan aset tahun ini adalah 20% secara yoy. "Ke depan agar pertumbuhan aset tetap tinggi, kami berupaya memanfaatkan outlet channel yang ada," ujar dia.
Rohan Hafas, Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri, mengaku, berusaha memenuhi target tahun ini yakni kredit tumbuh 16% secara yoy serta dana pihak ketiga (DPK) yang tidak jauh.
Perubahan aset ini menjadi salah satu pertimbangan investor memilih saham bank. Marisa Wijayanto, Analis Buana Capital, mengatakan, dalam aset terdapat kredit dan surat berharga. Kredit menghasilkan keuntungan dari pendapatan bunga
Analis Woori Korindo Securities, Reza Priyambada menyarankan, investor rajin menengok kenaikan aset tetap atau pencatatan nilai kredit. Jika membandingkan BBRI dan BMRI, analis menilai, pertumbuhan kinerja BBRI bakal lebih kencang.
Kepala Riset Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya melihat, BBRI lebih giat ekspansi dibanding BMRI. BBRI merupakan pemain utama di kredit mikro sampai rela membeli satelit guna mengembangkan teknologi informasi demi menghimpun aset sampai ke pelosok.
Dari sisi kinerja di tahun depan, keduanya akan tumbuh. Namun, pertumbuhan laba bersih BMRI akan lebih tinggi dibandingkan BBRI. Marisa memproyeksikan, BMRI hanya tumbuh 14% menjadi Rp 23,73 triliun di 2015 dari Rp 20,01 triliun di tahun ini.
Sedangkan laba bersih BBRI hanya naik 12,4% menjadi Rp 26,05 triliun di 2015 dibanding Rp 23,17 triliun di 2014. Di 2015, NPL BBRI diperkirakan 1,8%, lebih rendah dari BMRI yang dipredksi 2%.
Bagi Marisa, meskipun dari aset Bank Mandiri tersalip oleh BBRI, harga saham BMRI masih berpotensi naik tinggi, dibanding BBRI. Argumen dia, pergerakan harga BMRI tahun ini lebih lambat. Kemarin (22/12), saham BMRI turun 0,23% ke di Rp 10.625. "Tahun depan, target harga BMRI di Rp 12.300," tambah dia.
Marisa mengatakan, target harga BBRI tahun depan di Rp 12.700. Kemarin harga saham BBRI naik 0,65% menjadi Rp 11.600.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News