Reporter: Nadya Zahira | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setiabudi Investment Management menggandeng PT Artha Investa Teknologi atau Cermati Invest selaku agen penjual efek reksadana (APERD), untuk menjual dan mengelola produk-produk reksadana.
Direktur Cermati Invest, Darwin Soesanto mengatakan, penjualan produk-produk reksadana yang dikelola Setiabudi Investment Management, akan dijual melalui akses digital Cermati Invest. Darwin menargetkan, dari kerja sama tersebut, pertumbuhan penjulan produk-produk reksadana yang dikelola Setiabudi Investment Management itu, bisa mencapai hingga 200%-300% pada tahun ini.
“Kami optimistis, target tersebut bisa tercapai, kami lihat produk-produk Setiabudi Investment Management juga bagus, jadi kami coba masuki ke beberapa dana institusi,” ujar Darwin, kepada Kontan.co.id, Senin (4/3). Ia berharap, kerjasama ini bisa menambah efisiensi waktu bagi investor dalam mendapatkan produk-produk reksadana yang diinginkan sesuai profil risiko masing-masing.
Sementara Presiden Direktur Setiabudi Investment Management, Marto Sutiono mengatakan, kerjasama dengan Cermati Invest ini untuk membantu dalam meningkatkan layanan dan penjulan kepada para investor. Yakni memberikan kemudahan akses berinvestasi di tengah perkembangan teknologi dan digitalisasi saat ini.
Baca Juga: Setiabudi Investment Prediksi Kinerja Reksadana Campuran & Pasar Uang Positif di 2024
“Dengan begitu, diharapkan produk-produk reksadana yang dikelola Setiabudi Investment Management ini bisa dengan mudah didapatkan oleh para investor. Ke depan akan lebih banyak lagi produk reksadana kami yang dapat terintegrasi dan dipasarkan langsung melalui Cermati Invest,” ujar Marto.
Saat ini, produk investasi reksadana Setiabudi Investment Management yang bisa didapatkan para nasabah ritel yaitu, Setiabudi Dana Pasar Uang dan Setiabudi Dana Campuran. “Nasabah bisa mendapatkannya dengan praktis dan terjangkau mulai dari Rp10.000,” ujar Marto.
Analis Setiabudi Investment Management, Okie Ardiastama menjelaskan, reksadana campuran saat ini cukup diminati oleh investor yang memiliki karakter moderat. Apalagi melihat pertumbuhan pasar saham pasca pemilihan umum (Pemilu) sudah usai. Sedangkan untuk reksadana pasar uang, diminati investor yang memiliki karakter defensif, mengingat ketidakpastian ekonomi dari sisi global maupun dalam negeri yang terjadi saat ini.
Saat ini masih terdapat sejumlah tantangan. Seperti perlambatan ekonomi di negara maju yang dinilai dapat berdampak pada pertumbuhan kinerja ekspor. Tingginya inflasi juga berpotensi dapat menahan kebijakan suku bunga acuan Amerika Serikat yang dinilai dapat berdampak pada pasar keuangan secara global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News