kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

JPFA hingga SCMB akan rights issue, mana yang paling menarik dieksekusi?


Senin, 11 Mei 2020 / 19:39 WIB
JPFA hingga SCMB akan rights issue, mana yang paling menarik dieksekusi?
ILUSTRASI. Sejumlah emiten berencana menambah modal lewat rights issue.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyebaran virus corona (Covid-19) tidak menyurutkan langkah beberapa emiten untuk menambah modal dengan mekanisme hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Emiten tersebut adalah PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), PT Bank Yudha Bhakti Tbk (BBYB), dan PT PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR).

Entitas anak usaha PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), yakni PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) juga berencana untuk melakukan aksi korporasi ini. Ada pula PT Acset Indonusa Tbk (ACST), PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS), dan PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk (MCOR) yang berencana menerbitkan saham baru.

Baca Juga: Corona belum mereda, bagaimana kelanjutan rights issue SMCB dan ACST?

Lantas, dari ketujuh emiten ini, mana yang paling menarik dieksekusi oleh investor?

Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai rights issue yang dilakukan oleh JPFA menjadi paling menarik. Sebab, emiten poultry ini juga akan melakukan pembelian kembali (buyback) saham. “Jadi ada kemungkinan saham rights issue nanti terserap lebih banyak,” ujar William kepada Kontan.co.id, Senin (11/5).

Sebagai informasi, anggota Indeks Kompas100 ini berencana melakukan buyback saham dengan jumlah maksimal 2,5% dari seluruh saham yang telah ditempatkan. Untuk melaksanakan aksi korporasi tersebut, JPFA telah menyediakan dana sebesar Rp 350 miliar.

Baca Juga: Pasar saham ambles, emiten-emiten ini tetap gelar rights issue

Sementara itu, Presiden Direktur CSA Institute Aria Santoso menilai aksi rights issue SMCB dan JPFA masih bisa dieksekusi investor. Aria menilai, kinerja SMCB juga sudah jauh lebih baik setelah masuk dalam Semen Indonesia Group dan kinerjanya berpotensi bertumbuh lebih baik ke depan.

Tahun lalu, SMCB berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 499,05 miliar, setelah sebelumnya mencatatkan rugi bersih pada 2018 yang mencapai Rp 872,98 miliar.

Baca Juga: Naik kelas, Bank Yudha Bhakti (BBYB) bidik Rp 396 miliar lewat rights issue

Lebih lanjut, Aria menilai JPFA masih mempunyai pasar yang prospektif. Sebab, permintaan di sektor unggas terus bertumbuh. Hanya saja, JPFA butuh ketelitian dalam meningkatkan efisiensi biaya. “Tentu investor berharap dana yang didapat dari right issue bisa dikelola dengan baik dan dimanfaatkan sesuai rencana yang sudah diajukan,” terang Aria kepada Kontan.co.id, Senin (11/5).

Kontan.co.id mencatat, hasil rights issue yang dilakukan oleh JPFA akan digunakan untuk keperluan korporasi umum bagi Japfa Group. Selain itu, penggunaan dana rights issue termasuk untuk menurunkan liabilitas, mengembangkan usaha, modal kerja, ataupun keperluan usaha lainnya yang akan dielaborasi lebih jauh dalam prospektus.

Sementara itu, SMCB akan melakukan rights issue menyusul rencana akuisisi Taiheiyo Cement Corporation (TCC) sebanyak 15% saham SMCB senilai sekitar US$ 220 juta. Rights issue ini juga mencakup kesepakatan bahwa SMCB akan melakukan kegiatan ekspor atas hasil produksinya kepada TCC.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×