Sumber: KONTAN | Editor: Test Test
JAKARTA. Setelah beberapa hari menguat, nilai tukar yen Jepang terhadap sejumlah mata uang utama dunia rontok. Sampai pukul 21.30 WIB kemarin (25/1), nilai yen terhadap dollar Amerika Serikat (AS) menurun 0,46% menjadi ¥ 90,23 per dollar AS. Melawan euro, yen juga melemah 0,53% menuju ¥ 127,65 per euro. Ini adalah pelemahan pertama dalam delapan hari terakhir.
Ada sejumlah faktor yang ikut melemahkan yen. Pertama, spekulasi mengenai pemilihan Gubernur Bank Sentral AS (The Fed). Presiden Barack Obama sendiri mendukung Ben S. Bernanke maju lagi sebagai Gubernur The Fed. Spekulasi ini mendorong penguatan mata uang yang menjanjikan imbal hasil atau yield tinggi. Seperti, euro, dollar AS, dollar Australia dan dollar Selandia Baru. Alhasil, yen pun melemah.
Kedua, ada spekulasi bank sentral Jepang (Bank of Japan) siap mengerek jumlah utang pemerintah untuk menjaga pemulihan ekonomi. BOJ juga berkepentingan membatasi penguatan yen.
"Masih ada perdebatan apakah Jepang akan menerima penguatan yen. Tapi saya pikir tidak," kata Sonja Marten, analis mata uang DZ Bank AG di Frankfurt, seperti dikutip Bloomberg, kemarin. Dia menambahkan, otoritas Jepang tentu akan campur tangan apabila yen terus menguat.
Dollar AS menguat
Pengamat pasar uang, Sunarto menambahkan, pemerintah Jepang memang tidak menginginkan yen terus menguat. Hal ini untuk menjaga tingkat ekspor mereka. "Level psikologis yang dijaga berada di area ¥ 90 per dollar AS," paparnya.
Sunarto menjelaskan, pada pekan ini ada sejumlah data ekonomi yang berpotensi menentukan arah pergerakan pasar valuta asing. Misalnya, The Fed akan menentukan arah suku bunga AS. Juga nasib kepemimpinan Ben Bernanke di sana.
Di tengah situasi seperti ini, nilai tukar dollar AS justru terus menguat. Maklum, mata uang berjuluk The Green Back ini merupakan safe haven. Dalam sepekan ini, Analis Asia Kapitalindo Wahyu Tribowo Laksono meramal, dollar AS akan menguat terhadap mata uang utama dunia.
Dia melihat, pada pekan ini indeks dollar bisa menuju 78,70. Sampai pukul 21.00 WIB kemarin, indeks ini berada di level 78,28. "Dalam jangka menengah indeks dollar bisa mencapai 80," tutur Wahyu.
Dus, lanjut dia, yen masih berpotensi melemah di atas ¥ 90 per dollar AS. Sunarto juga tidak merekomendasikan investor memegang yen dalam jangka pendek dan menengah. Menurut dia, potensi penurunan yen jauh lebih besar ketimbang kenaikannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News