Reporter: Dina Farisah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Harga minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) bertengger di puncak tertinggi tahun ini. Menipisnya stok di pasar global membuka jalan bagi kenaikan harga minyak nabati ini.
Mengutip Bloomberg, Selasa (2/6), CPO kontrak pengiriman bulan Agustus di Malaysia Derivatives Exchange melejit 2,22% menjadi RM 2.345 atau setara US$ 634,19 per metrik ton (MT). Ini harga tertinggi sepanjang 2015.
Berkurangnya cadangan minyak sawit menjadi sentimen utama yang mendongkrak harga. Seperti dicatat Bloomberg, Analis CIMB Securities Ivy Ng menyebutkan, persediaan CPO berkurang sebesar 6% sepanjang bulan Mei menjadi 2,07 juta ton. Besar kemungkinan menipisnya stok lantaran kenaikan permintaan ekspor.
Sebelumnya, Intertek melaporkan, ekspor Malaysia sepanjang Mei melonjak 45% menjadi 1,55 juta ton. Jumlah ini melampaui ekspor bulan April yang hanya naik 0,6% menjadi 1,175 juta ton. Menurut Ivy Ng, peningkatan ekspor CPO diduga kuat untuk persiapan jelang bulan puasa.
Di sisi lain, produksi minyak sawit diperkirakan akan berkurang karena adanya potensi gangguan cuaca akibat El Nino. Selain itu, rencana US Environmental Protection Agency meningkatkan penggunaan biomassa berbasis diesel juga memberi angin segar bagi CPO. Kondisi ini akan meningkatkan konsumsi biodiesel di AS, yang bisa mengangkat harga minyak sawit.
Resistance RM 2.400
Research and Analyst Fortis Asia Futures Deddy Yusuf Siregar bilang, lonjakan harga CPO tidak terlepas dari sentimen jelang Ramadan. Apalagi, ada sinyal pertumbuhan permintaan dari China dan India. Buktinya, ekspor minyak sawit Malaysia ke China periode 1-25 Mei naik sebanyak 76%. Pengiriman ke India juga melonjak hingga 307%. “Banyak sentimen positif yang mendukung harga CPO. Namun, selama harga belum mampu menembus level RM 2.400, tekanan masih menghadang,” terang Deddy
Head of Research and Analyst Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menilai, harga CPO tengah berjuang menuju level resistance di RM 2.400 per metrik ton. Jelang Ramadhan, indikasi kenaikan permintaan CPO sangat wajar. Namun, kondisi ini diperkirakan hanya bertahan hingga pertengahan bulan ini. "Saat memasuki Ramadan, justru harga CPO akan relatif terkonsolidasi," prediksinya.
Secara teknikal, menurut Deddy, harga minyak sawit masih berpeluang tancap gas. Peluang ini tercermin dari pergerakan harga yang berada di atas MA 50 dan 100. Moving average convergence divergence (MACD) juga berada di area positif, yaitu 2. Indikator lainnya, stochastic masih bergerak naik menuju level 81%.
Namun, lanjutnya, kenaikan CPO sudah relatif terbatas mengingat harga sudah memasuki area jenuh beli. Deddy menduga, hingga akhir pekan ini, harga CPO akan bergerak di kisaran RM 2.250-RM 2.390 per MT. Sementara, Ariston menebak, CPO reli antara RM 2.235-RM 2.350 per MT.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News