kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,54   -19,95   -2.16%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jelang musim panen, aktivitas SRG gabah dan beras diyakini bakal tumbuh


Kamis, 09 Juli 2020 / 12:58 WIB
Jelang musim panen, aktivitas SRG gabah dan beras diyakini bakal tumbuh
ILUSTRASI. Petani memanen padi di Bogor, Jawa Barat


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Semakin maraknya pemanfaatan, sistem resi gudang (SRG) untuk komoditas gabah dan beras diprediksi meningkat di semester II-2020. Apalagi, sosialisasi dari regulator terus meningkat sebagai upaya mendorong pemanfaatan SRG.

Kepala Kliring Berjangka Indonesia (KBI) e-ducentre Diah Yulinda Wulandari memperkirakan, musim tanam dan panen bakal jadi penyokong pemanfaatan SRG dua komoditas tersebut. 

Baca Juga: Kliring Berjangka Indonesia bukukan kenaikan laba 82,85% pada 2019

"Sosialisasi akan cukup mempengaruhi pertumbuhan SRG khususnya gabah dan beras, dan masyarakat khususnya petani dan pemilik komoditas mulai memahami pemanfaatan SRG," jelas Diah dalam keterangan resminya, Kamis (9/7).

Adapun terkait pemanfaatan SRG Gabah, data dari KBI selaku Pusat Registrasi Resi Gudang diketahui sepanjang 2019 pemanfaatan SRG untuk komoditas Gabah mencapai 289 RG dengan volume 5.208.427 Kg. Adapun nilai pembiayaannya mencapai Rp 19,18 miliar. Sedangkan tahun 2020 (Januari-Mei), jumlah resi gudang gabah yang diterbitkan mencapai 53 SRG dengan volume 1.371.773 Kg, dan dengan nilai pembiayaan sebesar Rp 6,01 miliar. 

Sedangkan untuk komoditas Beras, di 2019 tercatat penerbitan SRG sebanyak 67 dengan volume 5.208.427 Kg dan nilai pembiayaan sebesar Rp 19,18 miliar. Sedangkan di periode Januari-Mei 2020,  jumlah resi gudang beras yang terbit sebanyak 11 RG dengan volume 840.500 Kg, dengan nilai pembiayaan sebesar Rp 5,55 miliar.

Dari sisi produksi gabah dan beras, Pemerintah untuk 2020  menargetkan luas tanam padi seluas 11,66 juta hektar, artinya berpotensi menghasilkan 33,6 juta ton beras. Selain itu, pemerintah melalui Kementerian Pertanian juga mencanangkan Gerakan Percepatan Tanam pada April-September 2020. 

Baca Juga: Dorong kesejahteraan nelayan, Kliring Berjangka Indonesia gandeng Perinus

Meskipun begitu, Diah mengakui potensi kenaikan SRG gabah dan beras tidak terlepas sentimen bergeraknya kembali ekonomi Indonesia di fase new normal setelah wabah Covid-19. Sebelumnya, Riset Morgan Stanley menyebutkan bahwa ekonomi Indonesia akan tumbuh mulai Quarter 2 tahun 2020, dan akan terus berlanjut sampai akhir tahun 2020. 

“Melihat trend serta berbagai faktor yang ada, kami proyeksikan sampai akhir 2020, pemanfaatan SRG baik untuk Gabah maupun Beras akan mengalami pertumbuhan yang positif dibandingkan 2019,” tambah Diah.

Selanjutnya, melihat proyeksi situasi di sisa 2020 Diah juga merekomendasikan kepada para petani untuk memanfaatkan SRG. Hal tersebut sebagai upaya untuk menjaga stabilitas harga gabah dan beras yang cenderung turun saat panen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×