Reporter: Michelle Clysia Sabandar | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham PT Jasa Marga Tbk (JSMR) sedang cenderung melemah. Pada penutupan perdagangan kemarin, harga saham pengelola jalan tol ini bertengger di Rp 4.190 per saham.
Padahal, di awal Juni ini, harga saham JSMR sempat mencapai Rp 4.700 per saham (5/6). Artinya, harga saham ini sudah turun 10,85%.
Meski begitu, para analis menilai fundamental emiten ini tetap positif. JSMR antara lain mulai merasakan keuntungan pemberlakuan aturan ganjil genap di ruas tolnya.
Hasan, Analis Indo Premier Sekuritas, menulis dalam risetnya, sistem ini sudah mulai bisa diterima oleh masyarakat pengguna ruas tol JSMR. "Saya melihat ini memberikan dampak yang positif," jelas dia. Selain itu, ada kemungkinan aturan ini diterapkan di ruas tol lain yang mengalami kemacetan.
Saat ini, aturan ganjil genap diterapkan antara lain di ruas tol Cikampek, Jakarta-Tangerang dan Jagorawi. Hasan menyebut, pendapatan rata-rata harian di ruas tol tersebut masing-masing meningkat 2,4%, 0,79% dan 0,02% setelah ganjil genap diterapkan.
Vice President Research Department Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan, sistem ganjil genap memang sempat menimbulkan dampak pengurangan kendaraan roda empat. "Tapi pengurangan kendaraan ini hanya terjadi dalam jangka pendek atau sementara saja," kata dia, Selasa (26/6).
Integrasi tol
Selain itu, pemerintah juga berencana menerapkan integrasi tarif tol. Kebijakan ini antara lain akan diberlakukan di Jalan Tol Lingkar Luar atau Jakarta Outer Ring Road (JORR).
Kebijakan ini rencananya akan dijalankan pada Juli nanti. Dengan integrasi ini, pengguna jalan tol cukup membayar Rp 15.000, baik untuk jarak jauh maupun dekat.
Analis menilai kebijakan ini juga akan menguntungkan bagi JSMR. Ini sudah terbukti dari integrasi yang dilakukan di beberapa ruas tol JSMR sebelum ini, yakni ruas tol Jakarta-Tangerang dan ruas tol Jagorawi.
Hasan menyebutkan, setelah proses integrasi tersebut, pendapatan JSMR di tol Jakarta-Tangerang tercatat meningkat hingga 45%. Sementara pendapatan dari ruas tol Jagorawi tercatat naik 25,1%.
Karena itu, para analis meyakini kinerja emiten ini ke depan akan makin oke. William menuturkan, JSMR bakal diuntungkan oleh lalu lintas pengguna tol yang terus tumbuh. Selain itu, setiap dua tahun sekali, tarif tol akan naik.
Hasan memperkirakan, pendapatan JSMR akan mencapai Rp 37,17 triliun tahun ini, naik dari Rp 35,09 triliun di 2017 lalu.
Sementara laba bersih emiten ini diprediksi mencapai Rp 2,29 triliun tahun ini. Tahun lalu, laba bersih JSMR mencapai Rp 1,53 triliun, turun dari laba bersih 2016 sebesar Rp 1,80 triliun.
Hasan merekomendasikan beli JSMR. Ia mematok target harga saham ini Rp 6.150 per saham, setara dengan price earning ratio 17,1 kali.
William juga merekomendasikan beli JSMR. Ia mematok target harga Rp 5.600 per saham untuk saham ini.
Analis Samuel Sekuritas Indonesia Arandi Ariantara juga memberi rekomendasi beli untuk JSMR. Ia mematok target harga lebih optimistis untuk saham ini, yakni Rp 7.500 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News