kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jasa Marga (JSMR) mencatat EBITDA sepanjang 2019 tumbuh 14,26% jadi Rp 6,88 triliun


Kamis, 30 April 2020 / 17:52 WIB
Jasa Marga (JSMR) mencatat EBITDA sepanjang 2019 tumbuh 14,26% jadi Rp 6,88 triliun
ILUSTRASI. Sejumlah kendaraan melaju di jalan tol Jakarta - Cikampek menuju Gerbang Tol Cikampek Utama di Karawang, Jawa Barat, Kamis (23/4/2020). Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya mencatat kenaikan volume arus kendaraan keluar dari Jakarta melalui Pintu Tol C


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Di tengah penurunan pendapatan, PT Jasa Marga Tbk (JSMR) berhasil mempertahankan pertumbuhan laba. Sepanjang 2019, pendapatan Jasa Marga tercatat turun 28,75% menjadi Rp 26,34 triliun sedangkan laba bersih tumbuh 0,45% menjadi Rp 2,21 triliun.

Sekretaris Perusahaan Jasa Marga, Mohamas Agus Setiawan, menjelaskan, penurunan pendapatan disebabkan oleh ketentuan sistem pencatatan akuntansi di mana semua biaya yang diatribusikan untuk merealisasikan jalan tol dicatat sebagai pendapatan konstruksi dan nantinya akan dieliminasi oleh beban konstruksi.

Sehingga bila jalan tol sudah jadi dan yang dikonstruksikan semakin sedikit maka pendapatan konstruksi juga akan menurun. "Yang real pendapatan usaha Jasa Marga adalah dari pengoperasian jalan tol yaitu pendapatan tol dan pendapatan usaha lainnya," jelas Agus kepada Kontan, Kamis (30/4).

Baca Juga: Pendapatan Jasa Marga (JSMR) turun 28,75% sepanjang 2019, laba bersih naik 0,45%

Pendapatan tol masih menunjukkan peningkatan 12,06% yoy dari Rp 9,04 triliun menjadi Rp 10,13 triliun.

Sementara itu, peningkatan laba bersih yang tipis disebabkan karena beban utang yang meningkat. Kenaikan beban utang tersebut sejalan dengan penambahan panjang jalan konstruksi sehingga perlu biaya untuk pembangunan.

Biaya pembangunan tersebut sekitar 70% berasal dari perbankan sehingga terdapat beban bunga yang menggerus laba bersih. Dus, Jasa Marga dalam tiga tahun ini mengevaluasi kinerja dengan EBITDA.

"EBITDA pada tahun 2019 mencapai nilai Rp 6,88 triliun atau tumbuh sebesar 14,26% dari tahun 2018," jelas dia.

Lebih lanjut, saat ini Jasa Marga masih terus melakukan evaluasi dengan adanya penurunan volume lalu lintas sejak pertengahan Maret 2020 akibat kebijakan work from home (WFH).

Agus menjelaskan ujung dari penurunan volume lalu lintas dapat berdampak pada penurunan pendapatan. Namun demikian, Jasa Marga telah melakukan efisiensi beban usaha dan optimalisasi belanja modal.

Baca Juga: Masif Operasikan Jalan Tol Baru, Jasa Marga Capai Pertumbuhan Aset 20,94% di 2019

Di samping itu, JSMR juga tengah mengupayakan relaksasi atas pemenuhan kewajiban pinjaman investasi. "Ini dilakukan agar kinerja keuangan Jasa Marga bisa tetap terjaga," jelas dia.

Di tengah tekanan saat ini, Jasa Marga masih melakukan konstruksi penyelesaian JORR 2 ruas Cinere-Serpong dan Kunciran-Cengkareng. Diharapkan tahun ini keduanya bisa memberi kontribusi pendapatan. Agus menambahkan, konstruksi dua ruas tersebut tetap berjalan dengan memperhatikan protokol pencegahan Covid-19.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×