kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jangka pendek, harga batubara masih bullish


Senin, 20 Februari 2017 / 08:25 WIB
 Jangka pendek, harga batubara masih bullish


Reporter: Namira Daufina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Kenaikan harga batubara masih terus berlanjut. Rencana China mengetatkan produksi dan menolak impor dari Korea Utara bisa menjadi katalis positif harga batubara pekan ini.

Mengutip Bloomberg Jumat (17/2), harga batubara kontrak pengiriman Maret 2017 di ICE Futures Europe melambung 1,25% ke US$ 80,5 per metrik ton dibanding hari sebelumnya. Sepekan kemarin harganya naik 1,32%.

Wahyu Tribowo Laksono, Analis PT Central Capital Futures, menjelaskan, isu pasokan batubara di China jadi katalis utama penggerak harga batubara. China mempertimbangkan untuk kembali membatasi produksi dengan mengembalikan waktu kerja tambang batubara menjadi 276 hari, dari semula 330 hari selama musim dingin.

Hal ini dengan mempertimbangkan produksi China yang naik dan stabilitas harga batubara. Bagaimana China memangkas produksinya dan upaya untuk mengurangi polusi udara yang terjadi di sana akan menentukan pergerakan harga untuk beberapa waktu ke depan, kata Wahyu.

Tidak hanya itu, Reuters melaporkan, ekspor batubara Indonesia dari Kalimantan sempat tertahan di awal Februari 2017. Terlihat dari penumpukan kapal ekspor di pelabuhan dari akhir Januari hanya 108 kapal, lalu melonjak menjadi 136 kapal.

Jika nantinya ekspor batubara China ke AS benar tertahan akibat memburuknya situasi kerjasama antara kedua negara, maka ekspor Indonesia pun bakal terkena imbasnya, papar Wahyu.

Data Dinas Perdagangan Kalimantan Selatan menunjukkan, sebanyak 40% ekspor batubara Kalimantan Selatan ditujukan ke China. Jika China tidak lagi mengirimkan batubara ke AS, permintaan akan turun dan berimbas buruk ke harga batubara.

Kenaikan harga bisa terus terjadi sepanjang pekan ini, dengan mengejar resistance berikutnya di US$ 83 per metrik ton, proyeksi Wahyu. Perkiraan ini didukung oleh rencana Pemerintah China melarang impor dari Korea Utara sepanjang 2017.

Namun, Ibrahim, Direktur PT Garuda Berjangka, menilai, laju harga batubara bisa terganjal karena musim dingin akan segera berakhir. Dengan demikian, permintaan batubara ikutan mengempis.

Lihat saja, ekspor Kolombia di Januari 2017 turun 18% jadi 6,52 juta metrik ton dibanding Desember 2016 saat musim dingin mencapai puncaknya. Secara jangka menengah dan jangka panjang, kenaikan harga batubara diragukan akan berlanjut sepanjang tahun ini, kecuali benar-benar ada pengurangan pasokan yang signifikan, ujar Ibrahim.

Tapi, pada Senin (20/2), harga berpeluang naik. Secara teknikal, Ibrahim bilang, moving average (MA) dan bollinger band bergerak 30% di atas bollinger bawah sehingga mendukung kenaikan perlahan. MACD 60% uptrend. Sementara RSI dan stochastic di area 60% negatif.

Ibrahim memperkirakan, harga batubara Senin (20/2) bergerak di US$ 79,2-US$ 81,7 dan sepekan US$ 78,5-US$ 83,5. Sedang Wahyu menebak, hari ini harga batubara US$ 78,4-US$ 81,4 dan satu pekan US$ 77,0-US$ 83,0.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×