Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Berikut adalah sejumlah isu penting yang layak disimak hari ini:
- Naik tipis, harga batubara konsolidasi
Harga batubara mulai bangkit dari level terendah hampir lima tahun. Namun, lajunya terbatas di kisaran US$ 77 per metrik ton (MT) dalam sepekan terakhir.
Jumat lalu (21/2), harga batubara untuk pengiriman Maret 2014 di ICE Futures Europe ditutup di level US$ 77,70 per MT. Padahal, pekan sebelumnya (13/2), emas hitam ini sempat jatuh ke US$ 76,65 per MT. Ini harga terendah sejak Maret 2009. Harga saat ini juga masih 9,6% di bawah harga penutupan akhir 2013.
Analis PT Megagrowth Futures, Wahyu Tribowo Laksono menyebut, saat ini, mayoritas harga komoditas energi naik, karena dollar AS melemah. "Hanya, batubara cenderung flat, karena dalam fase konsolidasi di kisaran US$ 75-US4 85 per MT," ujarnya.
Tapi, kata Wahyu, tren harga batubara masih akan terkoreksi hingga kuartal I-2014. Salah satu pemicu lemahnya harga batubara, karena China dikabarkan mengurangi impor batubara. Negara pengguna batubara terbesar di dunia itu berencana mengurangi pembangunan pembangkit listrik berbasis batubara, dan mengalihkan ke energi yang lebih bersih, seperti air, angin, dan nuklir.
- Obligasi korporasi tetap menarik
Pilihan instrumen investasi di tahun ini semakin marak dengan banyaknya obligasi korporasi yang akan terbit. Penerbit obligasi korporasi juga menawarkan kupon tinggi agar menarik minat para investor.
Yang terbaru, PT Ciputra Residence yang merupakan anak usaha dari PT Ciputra Development Tbk (CTRA), serta PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) bakal menerbitkan obligasi dengan total nilai Rp 1,5 triliun.
PT Ciputra Residence berencana menerbitkan surat utang bertajuk Obligasi I Ciputra Residence Tahun 2014 untuk modal kerja. Nilainya mencapai Rp 500 miliar yang akan dipecah menjadi tiga seri.
Pertama, seri A bertenor 3 tahun dengan kisaran kupon 11,2%-12,2%. Kedua, seri B bertenor 5 tahun dengan kisaran kupon 11,65%-12,65%, dan ketiga, seri C bertenor 7 tahun dengan rentang kupon antara 11,75%-12,75%. PT Fitch Ratings Indonesia memberikan rating A untuk obligasi ini.
Selain Ciputra, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) juga berencana menerbitkan Obligasi Protelindo I Tahun 2014 senilai Rp 1 triliun dengan kupon tetap 10,5%. Surat utang bertenor 3 tahun ini dicatatkan di BEI pada 3 Maret 2014 dan mendapat rating AA dari PT Fitch Rating Indonesia.
- Posisi rupiah
Nilai tukar rupiah melanjutkan tren penguatan dalam dua pekan terakhir. Kemarin (24/2), di pasar spot, pasangan USD/IDR turun 0,80% dibanding hari sebelumnya ke level 11.649.Kurs tengah Bank Indonesia (BI) juga menunjukkan, rupiah terapresiasi 0,54% menjadi 11.728.
Analis Soegee Futures, Nizar Hilmy mengatakan, penguatan rupiah disebabkan oleh tekanan yang tengah dihadapi oleh dollar AS. Loyonya USD dipicu oleh data manufaktur AS yang jelek.
"Sedangkan dari dalam negeri, rupiah menguat ditopang oleh kembalinya modal asing, karena kondisi perekonomian Indonesia tidak seburuk yang ditakutkan pasar," kata Nizar.
- Posisi IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tak kuasa melanjutkan reli. Kemarin, IHSG melemah 0,48% ke 4.623,57. Pergerakan IHSG mengekor bursa utama Asia yang juga melemah. Indeks MSCI Asia Pacifik menurun 0,2% ke 137,12, kemarin.
Analis Lautandhana Securindo, Khrisna D Setiawan menilai, pelemahan IHSG itu adalah koreksi yang sehat karena indeks sudah naik cukup tinggi. Lagi pula, arus masuk dana asing ke pasar saham masih cukup besar.
Kemarin, net buy asing di pasar saham tercatat Rp 543,3 miliar. Sejak awal tahun ini, net buy asing sudah mencapai Rp 9,56 triliun. Hal ini membuktikan investor asing masih berminat menanamkan modal di bursa saham. Khrisna menambahkan, jumlah dana asing yang masuk, sudah hampir separuh dari dana asing yang keluar tahun lalu yakni Rp 20,6 triliun.
- Posisi Wall Street
Bursa AS ditutup positif pada transaksi tadi malam (24/2) di New York. Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poors 500 naik 0,6% menjadi 1.847,61. Pada transaksi sebelumnya, indeks acuan AS ini sempat menyentuh level 1.858,71, level tertingginya.
Pergerakan sejumlah saham turut mempengaruhi bursa AS. Beberapa di antaranya yakni: Humana yang mendaki 11% dan EBay Inc naik 3,1%. Sementara itu, secara sektoral, saham-saham produsen minyak mencatatkan kenaikan tertinggi di antara 10 sektor utama yang terhimpun pada indeks S&P 500 dengan kenaikan sebesar 1,5%. Kondisi ini terjadi seiring harga minyak dunia yang diperdagangkan di atas US$ 100 per barel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News