Reporter: Dyah Megasari |
JAKARTA. Dollar AS anjlok terhadap mata uang utama dunia lainnya setelah adanya berita kapal perang Iran dalam perjalanan menuju Suriah. Kondisi itu menaikkan ketegangan geopolitik di Timur Tengah, memicu lonjakan harga minyak dan meningkatkan minat investor pada mata uang safe haven tradisional terutama Swiss franc.
Faktor teknis dan reposisi investasi investor juga turut menekan dolar khususnya terhadap euro. "Namun demikian pelemahan dollar diperkirakan tidak akan bertahan lama di mana mata uang tersebut masih didukung oleh serentetan rilis data ekonomi AS yang positif," ujar pengamat valuta asing (valas), Ahim.
Secara umum, dollar AS cenderung turun ketika harga minyak yang berdenominasi dollar naik, karena menjadi lebih murah bagi investor asing yang memegang mata uangnya untuk membeli minyak mentah. Harga minyak Brent melonjak ke level tertinggi 2,5 tahun terakhir setelah berita Iran tersebut.
Euro naik terhadap Swiss franc Rabu lalu setelah pemerintah Swiss mengumumkan langkah intervensi penguatan franc. Swiss franc naik terhadap dollar AS setelah Kepala Swiss National Bank Philipp Hildebrand mengatakan tekanan inflasi telah naik dan tingkat suku bunga tidak dapat bertahan pada tingkat ultra low levels. Franc naik 0,3% terhadap dollar AS ke level 0,9629 per dollar AS.
Analis valas Valbury Asia Futures, Herien Douglas merekomendasikan sell Swiss franc pada level 0,9605-0,915.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News