Reporter: Rezha Hadyan | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Forbes kembali merilis daftar orang terkaya di Indonesia tahun ini. Dari daftar nama yang dirilis Forbes, Anthoni Salim berada di peringkat kelima dengan total kekayaan US$ 5,3 miliar atau sekitar Rp 77,4 triliun. Total kekayaan Anthoni Salim turun US$ 1,6 miliar dibandingkan tahun lalu.
Kekayaan Anthoni Salim berasal dari Salim Group, perusahaan konglomerasi yang didirikan oleh Sudono Salim pad tahun 1972. Melalui tangan dingin Anthoni Salim konglomerasi yang sempat terpuruk pada krisis moneter tahun 1998 ini kembali berjaya lewat berbagai lini bisnis.
Dimulai dari bisnis mi instan lewat bendera Indofood dan tepung terigu berlabel Bogasari, konglomerasi ini kemudian berkembang dengan lini bisnis yang beragam. Mulai dari manufaktur, properti, perbankan, asuransi, restoran, jasa, infrastruktur, energi hingga merambah ke bisnis digital.
Kontan mencoba menelusuri seberapa besar kekayaan Anthoni Salim melalui kepemilikan saham di pasar modal. Berdasarkan laporan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang dirilis pada Rabu (12/12). Tercatat pria 69 tahun ini punya kepemilikan saham atas nama pribadi dalam jumlah yang cukup besar di beberapa perusahaan.
Anthoni Salim tercatat memmpunyai kepemilikan saham di PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) sebesar 25,30%. Saat ini, Indoritel Makmur Internasional punya kepemilikan saham sebesar 40% di PT Indomarco Prismatama, 35,84% di PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) dan PT Nippon Indosari Corpindo (ROTI).
Selain itu perusahaan juga memiliki entitas anak terkonsolidasi, yakni PT Mega Askses Persada yang mengelola layanan internet berkecepatan tinggi FiberStar dan portal diskon OgahRugi.
Porsi kepemilikan tersebut sudah jauh berkurang dibandingkan dengan tahun lalu. Tercatat pada Desember 2018 Anthoni Salim memegang kepemilikan 3,58 miliar saham DNET. Padahal pada Desember 2017 ia memegang 4,28 miliar saham dari perusahaan yang dahulu bernama PT Dyviacom Intrabumi ini.
Walaupun porsi kepemilikan berkurang, kekayaan Anthoni Salim dari perusahaan ini justru bertambah Rp 2,14 triliun. Wajar saja, harga saham perusahaan ini mengalami kenaikan sebesar 31,40 % secara tahunan. Sebagai informasi saat ini saham DNET berada di level Rp 3.280 per saham. Sedangkan pada Desember 2017 saham DNET bertengger di level Rp 2.250 per saham.
Kemudian Anthoni Salim juga tercatat sebagai pemilik saham PT Elang Media Teknologi Tbk (EMTK) sebesar 9,09% atau 512,73 juta saham. Namun, emiten media dan teknologi ini justru membuat kekayaan Anthony salim tergerus Rp 463,45 miliar. Pasalnya harga saham EMTK anjlok 9,54% secara tahunan.
Saat ini, saham perusahaan yang didirikan oleh Eddy Kusnadi Sariaatmadja pada tahun 1983 ini bertengger di level Rp 8.575 per saham. Padahal Desember 2017 saham perusahaan ini berada di level Rp 9.478 per saham.
Sumber kekayaan lain dari Anthoni Salim adalah kepemilikan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar 1,76%. Lewat bank yang dahulu dikendalikan oleh Salim Group pada masa orde baru ini Anthoni Salim berhasil meraup keuntungan sebesar Rp 1,80 triliun.
Keuntungan sebesar itu berhasil diraih dari pergerakan saham BBCA yang terus melejit. Saat ini, saham emiten perbankan ini tercatat berada di level Rp 25.825 atau naik 16,11% dibandingkan periode yang sama di tahun 2017 lalu.
Total kekayaan yang tercatat dimiliki oleh generasi kedua Salim Group di pasar modal atas nama pribadi sebesar Rp 27,37 triliun. Jauh lebih kecil dari kekayaan yang diperoleh dari aktivitas bisnis Salim Group dan anak - anak usahanya yang kini tersebar tidak hanya di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News