Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) masih optimistis volume penjualan batubara tahun ini sebesar 28 juta ton bisa tercapai sesuai target. Edward Manurung, Direktur Keuangan ITMG mengatakan, harga rata-rata batubara diperkirakan sebesar US$ 57 hingga US$ 58 per ton.
Tahun depan, perseroan menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) lebih tinggi meskipun salah satu tambangnya akan berhenti beroperasi. Belanja modal digunakan untuk pemeliharaan mesin dan infrastruktur.
"Tahun depan rencananya menyiapkan belanja modal sebesar US$ 60 juta," ujar Edward kepada KONTAN, Senin (7/12).
Belanja modal itu naik dibandingkan tahun ini yang hanya terserap sebesar US$ 30 juta. Hingga September 2015, perseroan baru merealisasikan capex sebesar US$ 16,7 juta.
Sebenarnya sepanjang tahun ini, perseroan menyiapkan US$ 64,4 juta untuk capex. Namun target itu tak terserap. Sehingga capex sebesar US$ 34 juta akan dialihkan untuk belanja tahun depan. Dananya akan berasal dari kas internal.
Saat ini ITMG sedang memulai menyusun rencana penutupan tambang untuk unit tambang yang ada di Kalimantan Selatan. ITMG melalui anak usaha PT Kitadin mengoperasikan dua izin usaha pertambangan (IUP) yang biasa disebut sebagai Kitadin Embalut dan Kitadin Tandung Mayang.
Pada akhir tahun ini perseroan akan menyelesaikan operasi komersial di tambang Kitadin Tandung Mayang karena habisnya cadangan batubara. Pada tahun 2014, Kitadin Tandung Mayang berkontribusi sebesar 6,4% terhadap total produksi perseroan yang berjumlah 29,85 juta ton.
Saat ini, ITMG sedang mencari peluang untuk bisa mendapatkan lahan tambang baru, baik akuisisi maupun kerjasama. ITMG juga berencana untuk makin fokus pada bisnis power plant.
James Wahjudi, Analis Sinarmas Sekuritas dalam risetnya akhir November lalu mengatakan, adanya penutupan tambang ITMG membuat ITMG memiliki resiko lebih besar. Jika ITMG tidak mengejar pertumbuhan anorganik dengan jalan akuisisi, James memperkirakan umur tambang ITMG hanya akan bertahan kurang dari 10 tahun ke depan.
Sampai akhir 2015, James memperkirakan, pendapatan ITMG akan turun menjadi US$ 1,5 miliar dari tahun lalu yang sebesar US$ 1,9 miliar. Begitupula pada tahun depan yang diprediksi akan turun kembali menjadi US$ 1,4 miliar. Sementara laba bersih tahun ini diperkirakan turun menjadi US$ 125 juta dari sebelumnya US$ 200 juta. Tahun depan, laba bersih ITMG diprediksi US$ 128 juta.
Karena itulah James merekomendasikan Netral dengan target harga menjadi Rp 8.000 per saham. Harga saham ITMG turun 3,41% ke level Rp 6.375 per saham pada perdagangan Selasa (8/12).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News