Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. PT Indo Tambagraya Megah Tbk (ITMG) pada semester I 2016 berhasil mengantongi 86% dari target nilai kontrak pada tahun ini sebesar US$ 28,5 juta. Realisasi kontrak tersebut didukung oleh perbaikan permintaan dari China yang telah berhasil memangkas kuota produksi dalam negeri.
Jusnan Ruslan, Direktur Sales and Logistic ITMG mengatakan, kebijakan China membatasi produksi membuka kemungkinan impor yang deras bagi negara penghasil batubara. Menurutnya, dengan kebijakan itu nantinya impor China akan mencatatkan pertumbuhan di level 15 juta ton hingga 25 juta ton.
"Masih belum terjual 14%. Dari kontrak yang sudah dicapai, 75% itu harga tetap, 9% mengikuti harga indeks dan 3% belum ditentukan harganya," ujarnya di Jakarta, kemarin (1/8).
Ia mengatakan, ke depan permintaan batubara diperkirakan bisa meningkat. Saat ini ada dua faktor yang mendorong pertumbuhan permintaan yakni faktor permintaan China dan permintaan domestik. "Diharapkan dengan sentimen megaproyek listrik 35.000 MW yang salah satunya disokong dari PLTU yang menggunakan batubara bisa mendongkrak permintaan domestik," kata dia.
Dengan sentimen tersebut diharapkan harga batubara akan meningkat ke level lebih dari US$ 65-US$ 66 per ton atau malah terus menguat ke US$ 70-US$ 80 per ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News