Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekspektasi para pelaku pasar terhadap kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) diperkirakan masih akan mempengaruhi pergerakan rupiah pada perdagangan Senin (5/3).
Ekonom Senior Bank Mandiri Andri Asmoro menilai, kenaikan suku bunga acuan AS hampir pasti terjadi. Namun, sebelum The Federal Reserve benar-benar ketuk palu, pelaku pasar masih menantikan data-data ekonomi AS yang dirilis sebelum berlangsungnya Federal Open Market Committee (FOMC) pada 21 Maret nanti.
“Dari data-data tersebut, pasar bisa memperkirakan berapa kali The Fed menaikan suku bunga acuan di tahun ini,” ujar Andri, Jumat (2/3).
Menurut Andri, ada sejumlah data ekonomi AS yang patut diperhatikan pelaku pasar sepanjang pekan depan. Diantaranya adalah data nilai pesanan produk tahan lama, data manufaktur, dan data perubahan nilai inflasi. Selain itu, Jerome Powell juga akan kembali berpidato pada pekan depan.
Dari dalam negeri, data yang dinanti para pelaku pasar baru akan dirilis Rabu (7/3) mendatang, yaitu data cadangan devisa. Namun, besar kemungkinan data tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap pergerakan rupiah di pasar.
Andri memproyeksikan rupiah masih akan bergerak di rentang Rp 13.700—Rp 13.800 per dollar AS pada perdagangan besok.
Sebagai informasi, Jumat lalu kurs spot rupiah ditutup di level Rp 13.757. Rupiah melemah 0,65% selama sepekan terakhir. Rupiah juga melemah 0,06% dari penutupan sehari sebelumnya.
Kurs tengah rupiah Bank Indonesia sepanjang pekan lalu terdepresiasi 0,55% terhadap dollar AS ke level Rp 13.746. Namun, rupiah BI menguat 0,34% terhadap dollar AS bila dibandingkan penutupan sehari sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News