CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

IPO Saham GoTo, Survei Sucor Sekuritas: GoFood Masih Jadi Pemimpin Pasar


Rabu, 23 Maret 2022 / 15:12 WIB
IPO Saham GoTo, Survei Sucor Sekuritas: GoFood Masih Jadi Pemimpin Pasar


Reporter: Tim KONTAN | Editor: Indah Sulistyorini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Cara menentukan valuasi perusahaan ikut berkembang seiring dengan perkembangan dalam bisnis teknologi. Dulu, perusahaan dinilai dari seberapa besar keuntungan yang didapatkan. Saat ini, ukuran tersebut tidak selalu dapat digunakan untuk menilai sebuah perusahaan teknologi.

Misalnya dalam menentukan valuasi saham PT Goto Gojek Tokopedia Tbk atau GoTo, ekosistem, inovasi serta total peluang pasar tempat perusahaan beroperasi dan bertumbuh layak jadi perhatian investor.

Terbukti dalam survei terbaru perusahaan sekuritas Anggota Bursa (AB) menunjukkan bahwa GoFood, bagian dari ekosistem GoTo, masih menjadi pemimpin pasar untuk layanan pesan-antar makanan di Indonesia.

Berdasarkan survei PT Sucor Sekuritas terhadap 582 pengguna layanan pesan-antar makanan dan 58 pedagang makanan dan minuman (merchant) di kota-kota besar Indonesia selama Maret 2022, terungkap bahwa 64% dari merchant mengatakan GoFood memiliki penjualan terbanyak dibandingkan dengan aplikasi lain, sementara 28% mendapatkan potongan penjualan terbesar dari Grab Food.

Selain itu, 62% dari responden pengguna menyatakan mereka bersedia membayar lebih untuk makanan dan minuman yang dibeli melalui GoFood karena lebih nyaman daripada pergi ke restoran (28%) dan karena selisihnya relatif kecil (27%).

Hasil survei ini terungkap dalam laporan Extreme On-The-Ground (OTG) Sucor Sekuritas yang baru dipublikasikan pada 21 Maret lalu dan diterima tim redaksi. Dokumen riset bertajuk “Revving Towards The Checkered Flag, A Race for Indonesia Food Delivery Services, IPO Race to Cuan” ini disusun tiga analis Sucor yakni Paulus Jimmy, Christofer Kojongian, dan Prima Wirayani. 

“Kami melakukan survei dan pengecekan lewat kanal yang lebih luas guna mengetahui pendapat para pengguna, pengemudi, dan pedagang terhadap layanan GoTo, terutama layanan pesan-antar makanan dan yang ditawarkan oleh para pesaingnya,” tulis laporan tersebut, dikutip Rabu ini (23/3/2022).

Hasil survei dari 582 pengguna layanan pesan-antar makanan di seluruh Indonesia ini juga menemukan bahwa kurang dari 30% responden hanya menggunakan satu aplikasi pesan-antar makanan. Adapun kelompok terbesar (33,8%) ternyata menggunakan dua aplikasi pesan-antar makanan, sementara 29,1% memiliki tiga aplikasi. Sekitar 34% pengguna mengatakan mereka paling sering menggunakan GoFood, sementara 32% memilih Grab Food.

Sebagai informasi, GoFood adalah bagian dari layanan on-demand Gojek, satu dari tiga ekosistem GoTo selain PT Tokopedia (e-commerce) dan GoTo Financial (jasa keuangan) yang membawahi dompet digital Gopay.

"Ketika kami menggali lebih dalam, kami menemukan bahwa mereka yang berpenghasilan Rp 5 juta hingga Rp 10 juta lebih memilih GoFood daripada aplikasi lain," tulis survei tersebut.

Tim Sucor juga memeriksa 58 pedagang makanan dan minuman di kota-kota besar Indonesia untuk mengetahui lebih lanjut tentang pangsa berbagai aplikasi pengiriman makanan dalam bisnis mereka.

Hasilnya, 64% dari merchant mengatakan GoFood memiliki penjualan terbanyak dibandingkan dengan aplikasi lain. Semua merchant yang disurvei juga sudah menggunakan GoFood dan Grab Food, sementara 98% sudah memasukkan Shopee Food dan Traveloka Eats (17%) dalam daftar platform mereka.

Di sisi lain, sebagian besar responden juga menyebutkan alasan mereka memilih aplikasi favorit karena alasan promosi (32%) dan biaya pengiriman yang lebih murah (17%).

Menariknya, 16% responden, atau kelompok terbesar ketiga, mengatakan alasan mereka memilih aplikasi favorit karena mudah digunakan. Alasan ini lebih tinggi dari alasan biaya platform rendah dan harga barang yang serupa dengan yang dijual di restoran offline.

“Hasil ini menandakan bagaimana pengguna mulai mengedepankan kenyamanan. Kami menilai fakta ini dapat mengakibatkan konsumen bisa lebih dekat meskipun promosi lebih sedikit di masa depan selama GoTo mampu mempertahankan pengguna setianya. Responden juga masih menoleransi kenaikan harga makanan yang dijual di GoFood ke depannya untuk pelayanan yang lebih baik,” tulis Sucor.

Survei Sucor Sekuritas juga menunjukkan bahwa Gojek, setidaknya pada tingkat tertentu, mampu memperkuat fondasinya guna meningkatkan keterikatan terhadap semua pemain ekosistem di masa depan.

“Hal ini membuat kami percaya bahwa Gojek tak hanya akan mampu meningkatkan nilai transaksi bruto (GTV/gross transaction value), tapi juga bisa meningkatkan pertumbuhan top-line [pendapatan], karena Gojek mungkin punya ruang untuk meningkatkan take rate [komisi perusahaan], meski strategi ini harus didekati dengan cermat.”

Terkait dengan IPO, Sucor menilai langkah go public GoTo dianggap penting bagi Indonesia mengingat nilainya cukup besar dan fakta bahwa GoTo ialah ekosistem digital terbesar di Tanah Air. Dalam IPO ini, GoTo menargetkan menjadi salah satu perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia.

“Dengan harga penawaran Rp 316 hingga Rp 346, aksi korporasi ini akan menarik dana hingga Rp 18 triliun, menjadi salah satu IPO terbesar di Indonesia dalam sejarah,” tulis Sucor.

Menurut Sucor, IPO GoTo tepat dilakukan karena Indonesia memegang peran penting dalam ekonomi digital Asia Tenggara. Apalagi menurut laporan e-Conomy SEA 2021 yang diterbitkan Google, Temasek, dan Bain & Company, menunjukkan Indonesia terus memberikan kontribusi terbesar bagi ekonomi internet senilai US$ 170 miliar di kawasan ini pada 2021.

“Terlepas dari tren yang berkembang, GoTo juga menghadapi persaingan ketat dengan layanan on-demand, e-commerce, dan institusi fintech lainnya. Sebab itu, kami melakukan survei untuk mengetahui persaingan dan bagaimana ‘kue’ ini dibagikan di antara para pelaku pasar. Kami juga ingin mengetahui preferensi konsumen dan loyalitas mereka terhadap satu aplikasi,” tulis Sucor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×