kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

IPO, kisaran harga saham Sritex Rp 230-Rp 385


Senin, 20 Mei 2013 / 13:34 WIB
IPO, kisaran harga saham Sritex Rp 230-Rp 385
ILUSTRASI. Kurs Jual Beli Dolar AS Di BRI. KONTAN/Fransiskus Simbolon/05/09/2018


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Daftar emiten yang melantai di bursa saham kian panjang. Kini, saatnya PT Sri Rejeki Isman (Sritex) yang akan mencatatkan sahamnya di pasar modal dalam waktu dekat.

Hari ini, Senin (20/5), Sritex melakukan due dilligence meeting & public expose terkait rencana penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) Sritex. Rencananya, perusahaan garmen ini bakal melepas maksimal 30,12% dari modal disetor dengan target perolehan dana pasca perhelatan ini mencapai Rp 1,5 triliun. Adapun penjamin pelaksana emisi dari kegiatan ini adalah PT Bahana Securities.

Eko Yuliantoro, Direktur Utama Bahana Securities, merinci, saham Sritex bakal dilepas di kisaran harga Rp 230 hingga Rp 385 per saham. Adapun price earning ratio (PER)-nya sekitar 13 kali.

"Tapi PER itu baru perkiraan karena nanti semuanya bisa berubah," tukas Eko.

Sayangnya, tidak ada PER industri regional yang bisa dijadikan sebagai perbandingan mahal atau tidaknya saham Sritex ini nanti. Soalnya, di Indonesia, belum ada analis yang mengcover sektor garmen sehingga belum ada pihak yang melakukan penelitien terkait PER industri garmen.

Bahana hanya mengacu pada rata-rata PER industri garmen di luar negeri yang berada di level 12,5 kali. Maklum, saham Sritex nantinya juga akan ditawarkan ke luar negeri seperti Singapura dan Hongkong, sehingga Sritex juga harus menggunakan PER industri asing sebagai acuan.

"Memang kami sendiri sedikit kesulitan karena di Indonesia belum ada PER industri garmen. Jika sudah begitu, ya, pintar-pintarnya kami jualan saja," pungkas Eko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×