Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Rencana penawaran saham perdana PT Golden Energy Mines kembali tertunda. Perusahaan tambang yang terafiliasi dengan grup Sinarmas ini akhirnya memutuskan menggelar initial public offering (IPO) tahun depan.
Padahal, semula Golden Energy berniat IPO di kuartal satu lalu. Lalu, mundur ke kuartal tiga. "Kemungkinan baru bisa IPO awal tahun depan atau paling cepat akhir tahun ini," kata Hermawan Tarjono, Sekretaris Perusahaan PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) kepada KONTAN, Jumat (5/8) lalu.
Golden Energy adalah anak usaha DSSA. Keputusan menunda IPO ini karena masalah investor strategis. Kabarnya, Coal India sebagai investor strategis yang mengincar 40% kepemilikan saham Golden Mines terganjal izin dari pemerintah India. "Proses pembicaraan masih berlangsung dengan beberapa pihak dan ini jadi salah satu penyebab molor," tambah Hermawan.
Selain itu, kedua pihak belum sepakat mengenai mekanisme masuknya investor strategis ke perusahaan batubara ini. Hermawan bilang investor strategis akan masuk lewat IPO dan juga pembelian saham pemilik Golden Mines. "Tapi komposisinya masih kami godok lagi," imbuhnya.
Sebagai catatan saja, anak usaha DSSA ini berniat melepas 20% sahamatau setara 1,25 miliar saham saat IPO. Kisaran harga saham perdananya sebesar Rp 2.300-Rp 3.500 per saham. Dus, perusahaan tambang batubara ini setidaknya mampu mendapat dana segar Rp 4,47 triliun.
Golden Energy sebenarnya sudah mendapatkan pernyataan awal dari Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Juni lalu. Tapi sampai saat ini mereka belum memasukkan dokumen IPO ke Bapepam-LK.
Sebelumnya, Kokaryadi Chandra, Presiden Direktur Sinarmas Sekuritas, mengaku belum mengetahui buku kinerja buku bulan apa untuk dimasukkan ke Bapepam-LK. Sinarmas Sekuritas adalah penjamin emisi IPO.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News