Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Minat investor terhadap obligasi korporasi masih besar. Tak heran masih banyak emiten yang akan menerbitkan obligasi baru dan bahkan ada emiten mulus menawarkan obligasi baru.
Salah satunya adalah PT Permodalan Nasional Madani (PNM). Permintaan surat utang obligasi berbasis usaha mikro-kecil dan menengah mencapai Rp 1,1 triliun dari target Rp 500 miliar.
Tri Susilo, Direktur PNM mengatakan, investor yang berminat terhadap obligasi ini, didominasi institusi. Dia merinci, perusahaan asuransi 43%, dana pensiun (Dapen) 21% dan perbankan 17%. "Sisanya dari manajer investasi, sindikasi dan lain-lain," ujar dia, akhir pekan lalu.
Obligasi I PNM tahun 2012 tenor lima tahun dengan menawarkan kupon di kisaran 8,75%-9,5%. Namun, manajemen masih enggan menyebut penetapan kupon obligasi ini.
Obligasi lain adalah obligasi berkelanjutan I tahap II tahun 2012 milik PT Astra Sedaya Finance (ASF). Nilainya Rp 1,53 triliun.
Obligasi baru
Sayangnya, obligasi ini mendapat penawaran kupon lebih tinggi dari tahap I. Seri A tenor satu tahun memberi 6,65%. Seri B tenor dua tahun 7,5%. Padahal tahap I, tenor satu tahun memberi 6,6% dan tenor tiga tahun 8%.
Pada tahap I ASF berhasil menjual Rp 5 triliun dari target total target obligasi berkelanjutan Rp 8 triliun. Artinya, ASF masih akan merilis Rp 1,47 triliun.
Meski bunga jauh lebih besar, daftar emiten yang ingin menerbitkan sampai akhir tahun masih panjang. Salah satunya, PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) akan menerbitkan obligasi berkelanjutan II dengan total penerbitan Rp 5 triliun pada November. Penjamin emisi obligasi ini adalah PT Danareksa Sekuritas dan PT CIMB Securities.
Target obligasi SMF Rp 750 miliar dengan tiga seri obligasi yaitu, tenor tiga, lima dan tujuh tahun. "Kami masih menghitung kisaran kupon," ujar Direktur CIMB Securities Yuga Nugraha Daskian.
Ezra Nazula Ridha, Vice President Head of Fixed Income Manulife Aset Manajemen, mengatakan imbal hasil obligasi korporasi bisa lebih tinggi sekitar 200 – 300 basis poin dibandingkan obligasi pemerintah. Namun Ezra menyarankan, agar investor mencermati rating obligasi.
Lana Soelistianingsih, Ekonom PT Samuel Sekuritas pun prediksi asing akan masuk ke obligasi korporasi. Namun, asing akan tetap melihat rating dan likuiditas obligasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News