kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investor masuk reksadana saat pasar tertekan


Senin, 06 Oktober 2014 / 06:27 WIB
Investor masuk reksadana saat pasar tertekan
ILUSTRASI. Petugas menunjukkan emas di gerai Galeri 24 Pegadaian, Jakarta. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Tekanan yang terjadi di pasar modal dimanfaatkan oleh investor untuk masuk ke reksadana. Data Pusat Informasi Reksadana Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan, jumlah unit penyertaan reksadana pada September 2014 naik 2,95% menjadi 130,47 miliar unit dari Agustus, sebanyak 126,73 miliar unit. Padahal, kinerja rata-rata reksadana pada periode itu tengah tertekan.

OJK mencatat, pertumbuhan unit penyertaan menopang kenaikan total dana kelolaan reksadana (tidak termasuk reksadana penyertaan terbatas atau RDPT) pada September menjadi Rp 205,92 triliun, dibandingkan Agustus yang sebesar Rp 203,26 triliun. Di sisi lain, rata-rata kinerja reksadana bulan lalu tercatat minus.

Data PT Infovesta Utama memperlihatkan, rata-rata kinerja reksadana saham turun 1,13% pada September secara month on month (mom). Rata-rata kinerja reksadana campuran turun 0,65%. Sedangkan, rata-rata kinerja reksadana pendapatan tetap turun 0,16%.

"Ada kemungkinan, investor memanfaatkan momentum melemahnya pasar modal untuk masuk ke reksadana," kata Viliawati, analis Infovesta Utama, Jumat (3/10).

Menurut Viliawati, penurunan rata-rata kinerja reksadana dipicu oleh aset dasar reksadana berupa saham dan obligasi yang cenderung stagnan sepanjang September. Maklum, gejolak politik domestik di masa transisi pemerintahan membuat pelaku pasar ragu dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia lima tahun mendatang.

Sepanjang September, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,43%. IHSG memang sempat menyentuh rekor tertinggi di level 5.262,57 pada 8 September 2014. Namun, setelah itu, IHSG kembali turun tajam terkena aksi ambil untung dari para investor. Sedangkan, sebelumnya di Agustus, IHSG masih naik 0,94% dari posisi akhir Juli.

Pasar obligasi juga tertekan. Data Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) menunjukkan, rata-rata harga obligasi pemerintah atau IBPA IGB-Clean Price Index turun menjadi 110,456, dibandingkan akhir Agustus yang berada di level 111,829.

"Pergerakan reksadana masih berpotensi fluktuatif sambil menunggu perkembangan kondisi politik domestik," kata Viliawati. Tetap menarik Perusahaan manajer investasi mengakui, minat investor untuk masuk ke reksadana meningkat.

Rudiyanto, Head of Operation and Business Panin Asset Management, mengatakan, kenaikan jumlah unit penyertaan pada September menunjukkan bahwa ada kecenderungan investor lebih suka masuk saat pasar tertekan. Meskipun demikian, masih ada sebagian investor yang justru bersemangat masuk ketika IHSG sedang menembus rekor.

"Memang untuk timing kenaikan IHSG, tidak ada yang tahu. Jadi, kami sarankan investasi melakukan jangka panjang," ujar Rudiyanto. Panin mencatat, jumlah unit penyertaan reksadananya bertambah menjadi 2,52 miliar unit pada September, dibandingkan Agustus yang sebanyak 2,47 miliar unit. Namun, dana kelolaan Panin pada bulan yang sama turun menjadi Rp 11,01 triliun dari bulan sebelumnya, Rp 11,13 triliun.

Head of Sales and Marketing First State Investments (FSI) Harsya Prasetyo juga mengakui pihaknya meraih penambahan unit penyertaan yang cukup besar sepanjang September. "Penambahan tersebut sebagian besar berasal dari agen-agen penjual kami," kata Harsya. Pasar modal yang tengah tertekan tidak menghalangi investor untuk masuk reksadana saham. Menurut Harsya, justru investor paling banyak masuk ke reksadana saham dalam denominasi rupiah karena melihat potensi kenaikan di masa depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×