Reporter: Aldo Fernando | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terperosok ke zona merah hari ini. IHSG melemah 25,26 poin atau 0,39% ke level 6.444,74 pada penutupan perdagangan, Rabu (27/3). Besok, IHSH diperkirakan masih berlanjut melemah karena investor masih wait and see.
Analis Indo Premier Sekuritas Mino berpendapat, melemahnya nilai tukar rupiah dan sebagian besar harga komoditas seperti CPO, timah, emas, batubara menjadi sentimen negatif di pasar pada hari ini.
"Di sisi lain berkurangnya kekhawatiran investor akan melambatnya pertumbuhan ekonomi global seiring dengan stabilnya yield obligasi AS tenor jangka panjang sempat membawa indeks berada di teritori positif" kata Mino kepada Kontan.co.id, Rabu (27/3).
Sementara, analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji menilai, para pelaku pasar memilih sikap wait and see dengan faktor perlambatan pertumbuhan ekonomi global, termasuk dinamika Brexit setelah parlemen Inggris mengambil alih legislasi Brexit dari Pemerintah Inggris.
"Di sisi lain, sentimen positif dari domestik masih sangat minim," kata Nafan kepada Kontan.co.id, Rabu (27/3).
Kamis (28/3), Nafan memprediksikan, IHSG akan melanjutkan pelemahan di kisaran 6.416,59 - 6.499,50. Besok, pelaku pasar diperkirakan memilih sikap wait and see akibat faktor perlambatan pertumbuhan ekonomi global.
"Apalagi pengumuman PDB Amerika Serikat secara kuartalan diproyeksikan turun dari 2,6% menjadi 2,4% akan ditunggu-tunggu oleh para pelaku pasar global. Di sisi lain, beberapa pejabat FOMC juga akan memberikan statement terkait dengan kondisi perekonomian AS," jelasnya.
Selain itu, imbuh Nafan, dinamika Brexit yang berkembang, dimana parlemen Inggris mengambil alih legislasi Brexit dari pemerintah Inggris. "Di sisi lain, sentimen positif dari domestik masih sangat minim," kata Nafan.
Senada, Mino memprediksi, IHSG berpeluang melemah dengan support di level 6.410 dan resistance di level 6.480. Pergerakan indeks bursa global, harga komoditas dan nilai tukar rupiah menjadi sentimen yang akan memengaruhi gerak IHSG besok.
Sedangkan selama sepekan, Mino menyebut inverted yield curve di Amerika, nilai tukar rupiah dan harga komoditas menjadi faktor penggerak IHSG.
Sementara menurut Nafan, selama sepekan ini pelaku pasar memilih sikap wait and see terkait dengan faktor perlambatan pertumbuhan ekonomi global, kekhawatiran terjadinya potensi resesi terhadap perekonomian AS akibat beberapa pernyataan dovish oleh Gubernur The Fed Jerome Powell mengenai proyeksi pertumbuhan PDB AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News