kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Investor masih front loading dalam lelang SBSN pekan depan


Minggu, 03 Februari 2019 / 17:11 WIB
Investor masih front loading dalam lelang SBSN pekan depan


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aksi front loading pemerintah dalam menawarkan Surat Berharga Negara (SBN) menyebabkan investor turun melakukan front loading dalam membeli SBN. Peminat lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada 6 Februari mendatang diramal akan ramai.

Fikri C. Permana, Ekonom Pefindo memperkirakan, sifat pelaku pasar pada lelang dengan target indikatif Rp 8 triliun itu juga akan melakukan aksi front loading pemerintah.

Fikri mencatat rata-rata oversubscribed lelang SBN selama di Januari 2019 sebesar 2,1 kali. Sementara, oversubscribed lelang SBN di tahun lalu di periode yang sama masih sedikit lebih besar yaitu 2,8 kali. "Meski lebih rendah, saya perkirakan kemauan investor untuk front loading membeli SBSN masih besar," kata Fikri, Jumat (1/2).

Minat SBSN pekan depan juga masih akan ramai karena investor juga merasa takut kehabisan. Fikri mencatat di Januari 2019 pemerintah sudah memenangkan Rp 97,8 triliun. Angka tersebut jauh lebih tinggi dari periode yang sama di tahun lalu yang hanya Rp 90,1 triliun.

Apalagi melihat di tahun lalu penawaran lelang SBN berakhir di November. Dengan target penerbitan SBN sekitar Rp 880 triliun di tahun ini, maka jika setiap bulan pemerintah berhasil menyerap Rp 90 triliun maka di Oktober pemerintah berpotensi menutup lelang SBN.

Oleh karena itu, investor memanfaatkan kesempatan yang ada sekarang untuk masuk ke pasar obligasi. Selain itu, dari sisi fundamental domestik, Fikri menilai stabil. "Ke depan yield berpotensi turun, dengan yield berada di 8,1% ini jadi menarik dan tidak heran investor ikutan front loading mumpung tingkat suku bunga juga sedang bagus dan tenor yang ditawarkan cenderung lebih panjang," kata Fikri.

Secara real return dengan inflasi domestik yang masih di bawah 3% maka investor berpotensi mendapatkan keuntungan sekitar 5% dengan membeli SBN. Investor asing pun Fikri proyekisikan akan sangat tertarik pada lelang SBSN pekan depan apalagi kini rupiah bergerak lebih stabil. "Masih ada real return 5% dibanding beli di AS atau Eropa hanya 0,5%-1% keuntungannya," kata Fikri.

Dalam lelang SBSN pekan depan, pemerintah akan menawarkan lima seri. Seri pertama, yaitu SPN-S 01082019 dengan imbal hasil diskonto dan jatuh tempo 1 Agustus 2019. Kedua, seri PBS014 dengan imbal hasil 6,5% dan jatuh tempo 15 Mei 2021. Ketiga, seri PBS019 dengan imbal hasil 8,25% dan jatuh tempo 2023. Keempat, seri PBS022 menawarkan imbal hasil 8,62% dan jatuh tempo 15 April 2034. Kelima, seri PBS015 menawarkan imbal hasil 8% dan jatuh tempo 15 Juli 2047.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×