Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah kembali berhasil melakukan lelang surat berharga syariah negara (SBSN). Dalam lelang yang berlangsung Selasa (7/8), pemerintah menyerap dana segar sebesar Rp 5,17 triliun. Angka ini melebihi target indikatif yang dipasang, sebesar Rp 4 triliun.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, jumlah penawaran yang masuk dalam lelang kali ini mencapai Rp 10,89 triliun. Jumlah tersebut lebih tinggi dari lelang SBSN 24 Juli lalu, yakni sebesar Rp 9 triliun.
Ahmad Mikail, ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, mengatakan, lelang SBSN kali ini laris manis karena spread antara yield surat utang pemerintah dengan yield US Treasury cenderung melebar. Per Selasa (7/8), spread yield kedua surat utang tersebut mencapai 478 basis poin (bps).
Angka tersebut lebih tinggi ketimbang spread pada bulan Juli yang masih di level 454 bps. "Spread yang lebar membuat pasar obligasi Indonesia menarik," jelas Mikail.
Melebarnya spread yield surat utang Indonesia dengan yield US Treasury terjadi karena efek perang dagang Amerika Serikat dengan China kembali memanas di akhir pekan lalu. "US Treasury memang dijadikan safe haven saat perang dagang, akibatnya yield US Treasury naik," tambah Mikail.
Tenor pendek laris
Dari dalam negeri, ada katalis positif pertumbuhan ekonomi kuartal II-2018 yang mencapai 5,27%. Dengan fundamental ekonomi yang semakin kuat, maka risiko investasi menurun. Dus, lelang SBSN semakin diminati.
Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Nicodimus Anggi Kristantoro menambahkan, dalam lelang kali ini, tenor paling pendek tetap jadi buruan. Seri SPNS08022019 yang tenornya hanya 6 bulan mendapatkan penawaran terbanyak dengan Rp 3,62 triliun.
Ini menandakan investor masih dibayangi risiko dari isu-isu global yang berpotensi menjadi sentimen negatif di pasar. Untuk mengantisipasi hal tersebut, pelaku pasar lebih memilih untuk masuk ke sukuk tenor pendek.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News