kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.942.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.523   104,00   0,63%
  • IDX 6.790   -117,43   -1,70%
  • KOMPAS100 980   -16,71   -1,68%
  • LQ45 754   -10,91   -1,43%
  • ISSI 221   -4,21   -1,87%
  • IDX30 391   -6,47   -1,63%
  • IDXHIDIV20 458   -7,95   -1,71%
  • IDX80 110   -1,74   -1,55%
  • IDXV30 113   -1,85   -1,60%
  • IDXQ30 126   -2,14   -1,67%

Investor Global Semangat Bermain di Emerging Market


Senin, 06 Juli 2009 / 06:00 WIB
Investor Global Semangat Bermain di Emerging Market


Sumber: KONTAN |

JAKARTA. Krisis mendorong investor dunia berpaling ke pasar modal negara berkembang alias emerging market. Pekan lalu (4/7), nilai kapitalisasi pasar di negara -negara berkembang mencapai rekor.

Patokan yang paling jelas adalah kapitalisasi pasar saham di 22 negara yang masuk dalam kriteria emerging market menurut MSCI Inc. Kini, nilai seluruh saham di emerging market adalah US$ 8,59 triliun. Artinya, pangsa pasar emerging market sudah 24% dari pasar seluruh dunia yang nilainya US$ 36,16 triliun. Padahal di awal 2009, nilai saham di emerging market masih 16% dari total dunia.

Pengerek utama kapitalisasi emerging market adalah China. Kamis lalu (2/7), nilai seluruh saham di pasar modal China melampaui US$ 3 triliun versus US$ 1,8 triliun pada akhir 2008.

"Itu pertaruhan para investor dari negara maju," kata Poltak Hotradero, Kepala Riset Recapital Securities. Mereka tak punya pilihan selain lari ke emerging market. Sebab, penyelesaian masalah perbankan di sana masih macet dan pertumbuhan ekonominya juga masih negatif.

Data EPFR Global, perusahaan riset yang melacak pergerakan dana investasi di seluruh dunia, menunjukkan, dana yang mengalir ke emerging market pada kuartal II 2009 mencapai rekor US$ 26,5 miliar. Itu sebabnya indeks MSCI Emerging Market pun melesat 35% tahun ini.

Di Indonesia, kapitalisasi bursa kita tumbuh menjadi US$ 153,31 miliar. Artinya, jika dibandingkan akhir 2008 yang cuma US$ 95,91 miliar, bursa kita menggelembung 59,59% dalam enam bulan.

Selain pertumbuhan ekonomi, Head of Equity Investment Mandiri Management Kenny Soejatman melihat, tren kenaikan harga minyak menjadi daya tarik bursa Indonesia. Namun, ia mengingatkan, besarnya risiko jika dana itu berbalik. Misalnya kalau nilai tukar dolar AS anjlok tiba-tiba, seperti pada akhir 2008. Tingkat kepercayaan pemodal pada ekonomi dunia akan pudar, sehingga mereka memilih menyimpan dana tunai.

Sedangkan Poltak beranggapan, gara-gara langkah investor global ini, pasar saham kita sudah menjadi bubble alias gelembung sabun. Price to earning ratio (PER) pasar saham kita sudah 26 kali, tergolong mahal. "Padahal, ketika IHSG sempat menyentuh 2.800 tahun lalu, PER kita berkisar 20 kali," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×