kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investor disarankan berani mengatur portofolio lebih agresif di semester dua


Rabu, 01 Juli 2020 / 17:09 WIB
Investor disarankan berani mengatur portofolio lebih agresif di semester dua
ILUSTRASI. Memasuki periode semester kedua 2020, investor tentu perlu menilai ulang portofolio investasi.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Enam bulan pertama tahun 2020 sudah terlewati. Memasuki periode semester kedua 2020, investor tentu perlu menilai ulang ulang portofolio investasi. Terlebih kondisi pasar finansial masih tidak menentu di tengah imbas pandemi virus corona yang belum mereda.

Pengamat pasar modal Anil Kumar mengatakan dalam enam bulan ke depan, keadaan pasar akan membaik. Pertama, penggerak sentimen pasar datang dari digelarnya pemilihan umum di Amerika Serikat (AS).

Kedua, mulai dibukanya kembali ekonomi global. Anil menilai, kedua hal tersebut akan memberikan dampak yang positif terhadap pemulihan ekonomi walau mungkin dampaknya akan secara perlahan dan bertahap.

“Pemulihan ekonomi yang perlahan namun pasti ini, tentu akan memberikan dampak baik untuk semua kelas aset,” jelas Anil ketika dihubungi Kontan.co,id, Rabu (1/7).

Baca Juga: Investasi Emas Memang Pantas Jadi Pilihan, Aman dan Paling Cuan

Dengan kondisi tersebut, Anil memperkirakan instrumen investasi berbasis saham dan obligasi bisa memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan kas pada semester kedua nanti. Hal ini tidak terlepas dari kedua instrumen tersebut sudah terkena dampak paling besarnya pada semester I-2020.

Oleh sebab itu, dengan pemulihan ekonomi global dan banyak data ekonomi yang lebih positif pada enam bulan ke depan, kedua instrumen investasi tersebut dinilai Anil bisa dijadikan pilihan portofolio bagi para investor.

Anil merekomendasikan para investor untuk menyambut semester II-2020 dengan lebih agresif. Sementara untuk bobot di saham atau di obligasi, Anil mengaku hal tersebut harus disesuaikan dengan kemampuan dan keinginan masing-masing investor.

“Tetapi, investor bisa menggunakan formula 50% di reksadana pendapatan tetap agar bisa mendapatkan cashflow dari kupon, serta kalau imbal hasil turun bisa dapat capital gain. Sementara 50% lagi reksadana saham agar bisa dapat capital gain dan dividen,” pungkas Anil.

Baca Juga: DBS prediksi lima investasi teratas yang menarik di kuartal III 2020, apa saja?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×