kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.016.000   36.000   1,82%
  • USD/IDR 16.864   -54,00   -0,32%
  • IDX 6.498   52,02   0,81%
  • KOMPAS100 934   7,21   0,78%
  • LQ45 727   5,14   0,71%
  • ISSI 207   1,27   0,62%
  • IDX30 376   1,20   0,32%
  • IDXHIDIV20 455   1,90   0,42%
  • IDX80 106   0,79   0,75%
  • IDXV30 112   0,85   0,76%
  • IDXQ30 123   0,12   0,10%

Investor diprediksi meminta yield sukuk 6,5%-9,2%


Kamis, 04 Februari 2016 / 19:17 WIB
Investor diprediksi meminta yield sukuk 6,5%-9,2%


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Tren penurunan yield diprediksi akan berimbas pada lelang surat utang berharga Syariah (SBSN) atau sukuk negara, Selasa (9/2).

Analis PT Capital Asset Management Desmon Silitonga mengatakan, lelang akan diwarnai oleh permintan yield rendah. Diperkirakan, investor akan meminta yield sukuk negara dikisaran 6,5% hingga 9,2%.

Dalam lelang ini, pemerintah menawarkan lima seri sukuk negara. Yakni seri SPN-S10082016, PBS006, PBS009, PBS011, dan PBS012. Analisis Desmon, seri yield SPN-S10082016 akan berada dikisaran 6,5%-6,8%. Seri PBS006 di level 8,2%-8,6%, seri PBS011 dikisaran 8,4%-8,9% dan PBS012 dikisaran 8,7% hingga 9,2%.

"Lelang pekan depan akan lebih baik dibandingkan minggu sebelumnya karena imbas penurunan yield di pasar sekunder," ujar Desmon, Jakarta, Kamis (4/2).

Dia memperkirakan pemerintah akan mengalami kelebihan permintaan dua hingga tiga kali dari target indikatif yang sebesar Rp 4 triliun.

Head of Fixed Income Indomitra Securities Maximilianus Nico Demus memperkirakan lelang akan dipengaruhi oleh rapat dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia, pekan depan. Di mana, BI disebut berpotensi menurunkan kembali suku bunga acuannya atau BI rate.

"Meskipun penurunan BI rate tidak akan besar namun akan menjadi katalis sendiri," ujar Nico.

Penurunan BI rate diperkirakan berpeluang mendorong masuknya dana asing atau capital inflow ke pasar obligasi. Kondisi tersebut akan memicu banjirnya permintaan dalam lelang sukuk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×