Sumber: Reuters | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Reksasdana Pasar Uang di Amerika Serikat pada pekan ini sampai Rabu lalu (5/9) tercatat menarik dana segar US$ 11,84 miliar atau setara Rp 176,5 triliun. Dana segar ini mengalir setelah pekan sebelumnya, data Lipper menunjukkan, ada arus dana keluar atau outflow senilai US$ 6,49 miliar.
Sementara, reksadana berbasis saham di AS untuk periode yang sama ditinggalkan US$ 7,2 miliar, setelah dua pekan sebelumnya mencatat inflow. Investor juga menarik dana US$ 1,1 miliar dari reksadana berbasis obligasi, setelah empat pekan sebelumya dibanjiri duit.
"Ini adalah pekan istirahat bagi aset berisiko. Reksadana dengan basis obligasi yield tinggi juga mencatat dana keluar US$ 639 juta untuk masuk ke Pasar Uang," kata Pat Keon, research analyst di Thomson Reuters Lipper.
Penyebab migrasi dana ini antara lain pembicaraan perjanjian dagang AS di NAFTA dan potensi perang dagang dengan China.
Keon menggarisbawahi periode dengar pendapat publik bagi pemerintahan AS yang ditutup Kamis (6/9), atas rencana penerapan tarif tinggi atas US$ 200 miliar produk impor China. Sementara itu, China sudah memperingatkan akan membalas langkah Trump jika menerapkan kebijakan tersebut.
Tren investor mencari imbal hasil lebih tinggi tapi dengan risiko serendah mungkin juga terlihat dari dana yang masuk ke grup produk-produk Ultra Short Obligation Funds (USO). Lipper mencatat ada arus dana senilai US$ 950 juta, dan menjadi reli inflow selama 26 pekan berturut-tururt bagi produk ini.
Sepanjang tahun ini, USO telah mencatat arus dana masuk US$ 31,9 miliar, mengalahkan perolehan sepanjang tahun 2017 yang mengalami inflow US$ 24,7 miliar.
Pemicunya adalah keinginan investor mencari yield di atas pasar uang, tetapi dalam durasi pendek. USO akan berinvestasi pada instrumen dengan jatuh tempo sekitar satu tahun.
"Reksadana USO biasanya dicari untuk mengimbangi risiko bunga acuan yang sudah naik seiring dengan kenaikan bunga The Fed, terhadap imbal hasil yang mengecil," kata Keon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News