kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Investor Asing yang Memegang SUN Bertambah


Kamis, 04 September 2008 / 22:36 WIB


Reporter: Diade Riva Nugrahani,Yuwono Triatmodjo | Editor: Test Test

JAKARTA. Kondisi ekonomi Indonesia yang relatif stabil membuat investor asing berani menanamkan dananya. Terbukti,  komposisi kepemilikan asing dalam Surat Utang Negara (SUN) sudah mencapai Rp 108,05 triliun atau 20,22% dari nilai totalnya.

Angka ini meningkat 3,61% dari awal Januari 2008 yang hanya mencapai Rp 79,07 triliun. Masuknya investor asing itu menandakan mereka percaya kondisi ekonomi dan politik Indonesia akan membaik. "Investor takkan masuk ke negara yang memiliki resiko tinggi," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan Rahmat Waluyanto.

Risikonya adalah kalau dana asing itu tiba-tiba keluar serempak. Namun, Rahmat bilang risiko ini kecil lantaran pasar global pun tengah memasuki masa sulitnya. "Jika mereka redemption besar-besaran, maka kita hampir kiamat" selorohnya.

Pemerintah juga akan berupaya menjaga kepercayaan investor. Mulai dengan mengeluarkan kebijakan yang bersahabat dengan pasar hingga memperluas basis investor dalam negeri.  "Kami juga akan menerbitkan sebanyak mungkin instrumen ritel sesuai kebutuhan investor lokal" kata Rahmat.

Analis Obligasi Dian Abdul Hakim bilang, investor asing optimistis suku bunga kita lebih matang dan jelas arahnya.  Terlebih, meski asumsi inflasi di 2008 dua digit, inflasi di 2009  tampaknya masih bisa turun. Sedangkan analis Mandiri Sekuritas Handi Yunianto melihat Indonesia menawarkan yield yang lebih tinggi. Terlebih, BI bisa menjaga rupiah stabil antara Rp 9.100 - Rp 9.200 per dolar AS. "Kalau rupiah melemah, insentif dari perbedaan yield-nya tidak menarik, sebab waktu dikonversi rugi kurs-nya juga banyak," terangnya.

Direktur Perdagangan Fixed Income dan Derivatif, Keanggotaan dan Partisipan Bursa Efek Indonesia (BEI) Guntur Pasaribu menyatakan total transaksi SUN selama Januari-September bernilai Rp 4 triliun per hari. "Target sebelumnya hanya Rp 3,5 triliun," imbuhnya. Menurut dia, inilah waktu yang tepat bagi investor domestik masuk. "Sebelum asing memborong semuanya," ujarnya.

Presiden Direktur Schroder Investment Management Indonesia, Michael Tjoajadi, melihat dari sisi lain. Ia khawatir daya tarik reksadana berbasis obligasi akan surut tatkala pajak reksadana itu berlaku. Bukan tak mungkin, Manajer Investasi (MI) pun jadi enggan berkecimpung di sana. "Akhirnya, bisa-bisa asing yang mengendalikan perdagangan obligasi di pasar sekunder," tegas Michael. Ia berharap Pemerintah lebih arif menentukan besaran pajak yang pas.

Sementara itu, Direktur Surat Berharga Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Bhimantara Widyajala menegaskan, kepemilikan asing dalam Surat Berharga Negara, termasuk ORI, masih sedikit. Asing cuma memegang 8% kepemilikan ORI. Pemegang ORI terbanyak masih investor individu, yakni sekitar 50%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×