Sumber: KONTAN | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Kapasitas produksi PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) akan bertambah dari 17,1 ton saat ini menjadi 18,6 juta ton per tahun awal tahun depan. Kenaikan itu terjadi berkat penambahan kapasitas produksi pabrik INTP di Cirebon.
Direktur Utama INTP Daniel Lavalle mengatakan, saat ini kapasitas produksi INTP sebenarnya cukup untuk memasok semen domestik dan ekspor. "Saat ini kami baru menggunakan 65% dari total kapasitas produksi pabrik," kata Daniel, Selasa (1/9).
Daniel menambahkan, rendahnya produksi tersebut terjadi lantaran penurunan permintaan semen. Sampai Juli 2009, permintaan semen domestik turun 5,5%. Dampak penurunan itu selain memangkas produksi juga membuat Indocement lebih berhati-hati melakukan ekspansi.
Misalnya, saat ini INTP telah menunda pembangunan pabrik baru di Citeureup, Bogor. Pembangunan pabrik berkapasitas 2 juta-3 juta ton itu membutuhkan biaya sekitar US$ 80 juta-US$ 150 juta. "Pembangunannya tergantung kekuatan permintaan pasar domestik," imbuh Daniel.
Meski volume penjualan di semester satu hanya 6,1 juta ton atau susut 17,5% dibanding 2008 sebesar 7,4 juta ton, kinerja INTP tetap menawan. Naiknya harga semen membuat pendapatannya tumbuh 6,6% menjadi Rp 4,8 triliun. INTP menutup paruh pertama 2009 dengan laba bersih melonjak 52,85% menjadi Rp 1,18 triliun dari sebelumnya sebesar Rp 772 miliar.
Pada semester dua ini, INTP memperkirakan pendapatannya tak sebaik di awal tahun. Sebab, dia tak bisa menaikkan harga semen lagi. Makanya, agar pendapatannya tak menurun, INTP akan menggenjot pemasarannya.
Direktur Keuangan INTP Christian Kartawijaya mengatakan, INTP bertekad mempertahankan pangsa pasarnya. "Saat ini pangsa pasar domestik kami antara 30% hingga 32%," katanya.
Saat ini Heidelberg Cement memiliki 51% saham INTP dan publik memiliki 36%. Pada penutupan bursa kemarin, harga saham INTP turun 3,66% menjadi Rp 9.200 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News