kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.095.000   21.000   1,01%
  • USD/IDR 16.497   -1,00   -0,01%
  • IDX 7.761   62,28   0,81%
  • KOMPAS100 1.087   10,31   0,96%
  • LQ45 798   15,45   1,98%
  • ISSI 264   -0,65   -0,25%
  • IDX30 414   7,60   1,87%
  • IDXHIDIV20 481   8,61   1,82%
  • IDX80 121   1,86   1,56%
  • IDXV30 132   2,63   2,04%
  • IDXQ30 134   2,08   1,58%

Intip Strategi Investasi di Tengah Bayangan Inflasi AS dan Kenaikan Suku Bunga Global


Senin, 18 Juli 2022 / 21:19 WIB
Intip Strategi Investasi di Tengah Bayangan Inflasi AS dan Kenaikan Suku Bunga Global
ILUSTRASI. Rekomendasi instrumen investasi yang paling menarik saat ini


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa saham dalam negeri masih dihantui sentimen eksternal yakni dari lonjakan level inflasi Amerika Serikat (AS) yang bakal mempengaruhi keputusan Federal Reserve (The Fed) untuk menaikkan suku bunga.

Senior Investment Analyst Infovesta Utama, Edbert Suryajaya menilai, tingginya inflasi di AS akan membuat The Fed tetap agresif dalam mengerek suku bunga acuan di bulan ini.

Jika terjadi, dia menilai hal ini akan mendorong Bank Indonesia (BI) untuk melakukan penyesuaian suku bunga. Jika tidak, arus dana asing yang keluar akan semakin kencang.

Adapun pada perdagangan Senin (18/7), asing tercatat melakukan net sell atau jual bersih sejumlah Rp 550,40 miliar. Sepanjang pekan lalu net sell asing mencapai Rp 15,36 triliun.

Baca Juga: Emiten Masih Ramai Gelar Stock Split, Saham-saham Berikut Menarik untuk Dilirik

Edbert menilai tingginya inflasi ditambah kekhawatiran resesi akan menghantam hampir semua sektor. Sedangkan, emiten yang punya bisnis stabil dan profitabel lebih bisa tahan dari tekanan ini.

"Saham-saham dari emiten yang sudah lebih matang, serta valuasi yang murah. Jadi kembali lagi ke konsep value investing," jelas dia kepada Kontan.co.id, akhir pekan lalu.

Di tengah kondisi pasar yang volatilitasnya cukup tinggi, Edbert menyarankan untuk memperbanyak porsi uang tunai, yang mana reksadana pasar yang bisa jadi alternatif, sambil menunggu kondisi pasar.

Sementara untuk investor yang lebih sophisticated, bisa menggunakan momen fluktuatif pasar ini untuk melakukan trading.

"Untuk kelas aset obligasi, dengan adanya potensi kenaikan suku bunga biasanya akan menekan harga obligasi, jadi untuk saat ini belum dulu," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×