kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Intip Prospek Saham Sektor Konstruksi Jelang Pemilu


Minggu, 14 Mei 2023 / 21:59 WIB
Intip Prospek Saham Sektor Konstruksi Jelang Pemilu
ILUSTRASI. Pekerja konstruksi beraktivitas di proyek renovasi gedung pusat perbelanjaan Sarinah,?Jakarta, Minggu (31/1/2021). (KONTAN/Fransiskus Simbolon)


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan sektor konstruksi dinilai masih akan tertahan. Hal tersebut dipicu dari ketidakpastian fokus dari kepemimpinan selanjutnya.

Analis BRI Danareksa Sekuritas Muhammad Naufal Yunas mengatakan melihat, pertumbuhan kontrak baru yang moderat di tahun 2023, khususnya semua kontraktor BUMN yang berada dalam cakupannya. Hal ini mengingat tahun politik 2023-2024 akan berdampak pada kontrak konstruksi yang dikeluarkan oleh pemilik proyek karena adanya ketidakpastian.

"Oleh karena itu, kami menetapkan pertumbuhan kontrak baru sebesar 10% untuk kontraktor BUMN pada tahun 2023 dan 5% pada tahun 2024," tulisnya dalam riset, Selasa (18/4).

Namun, pihaknya memiliki asumsi yang lebih tinggi pada burn-rate di 2024 karena kontraktor harus menyelesaikan proyek-proyek yang diprakarsai oleh pemerintah sebelum masa jabatan politik berakhir. Dengan demikian, total burn-rate untuk kontraktor BUMN diperkirakan akan meningkat dari 22,8% pada 2023 menjadi 25,4% pada 2024.

Baca Juga: China Pangkas Produksi Batubara, Simak Rekomendasi Saham Emiten Batubara Berikut Ini

Naufal juga memperkirakan margin kotor yang lebih rendah untuk mengantisipasi biaya konstruksi yang lebih tinggi. Selain itu kontraktor BUMN akan membukukan margin kotor yang lebih rendah pada tahun 2023 karena beberapa faktor.

Pertama, perkiraan harga patokan material yang lebih tinggi terutama besi dan baja serta semen. Kedua, biaya bahan bakar yang lebih tinggi mulai dari kuartal IV 2022, dan biaya tenaga kerja yang lebih tinggi karena penyesuaian upah minimum yang lebih tinggi dibandingkan dengan penyesuaian selama era pandemi.

Senior Information Investment Mirae Asset Sekuritas justru menilai jelang Pemilu 2024 akan lebih banyak pembangunan. Sehingga bisa mendorong perolehan kontrak baru emiten konstruksi.

Menurutnya, dari pembangunan dari pemerintah akan lebih banyak diberikan pada BUMN Karya. Namun, kontraktor swasta juga dinilai akan mendapat berkah dari adanya multiplier effect (efek berganda).

"Karena kontraktor swasta juga memiliki fokus kekuatannya masing-masing sehingga akan ada multiplier effect dari proyek-proyek pembangunan, contohnya IKN," katanya.

Secara keseluruhan, sektor konstruksi masih berpotensi bertumbuh meskipun secara terbatas. Naufal pun mempertahankan pandangan overwight untuk sektor infrastruktur.

Baca Juga: Meski Layanan IT Sempat Bermasalah Pekan Lalu, Saham BSI (BRIS) Masih Menguat

Ia pun merevisi target harga untuk seluruh kontraktor BUMN yang berada dalam cakupannya, dengan menurunkan target harga untuk WIKA dan WSKT menjadi hold. Namun, dengan adanya rencana pemerintah untuk merestrukturisasi kontraktor BUMN yang akan mempercepat program divestasi aset.

"Kami melihat hal ini sebagai katalis jangka pendek bagi kontraktor BUMN, terutama bagi mereka yang memiliki beban utang yang tinggi yang berasal dari investasi besar di masa lalu pada aset-aset riil seperti jalan tol dan real estate," imbuhnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×