Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT United Tractors Tbk (UNTR) telah melaporkan kinerja operasional hingga November 2022. Hasilnya, sejumlah kinerja UNTR berhasil melaju di periode 11 bulan pertama 2022.
Penjualan alat berat Komatsu UNTR mencapai 5.457 unit sepanjang periode 11 bulan pertama 2022. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, penjualan di 11 bulan pertama 2022 naik 85%, dimana penjualan kala itu hanya 2.950 unit. Pangsa pasar alias market share Komatsu per akhir November 2022 sebesar 28%.
Corporate Secretary United Tractors Sara K. Loebis menuturkan, sektor pertambangan memang menjadi lokomotif utama pendorong penjualan alat berat. Melansir laporan bulanan, penjualan Komatsu masih didominasi oleh sektor pertambangan, yakni 61%, disusul penjualan ke sektor konstruksi sebesar 19%, sektor kehutanan sebesar 11%, dan sektor agribisnis sebesar 9%.
Sara menyebut, melonjaknya penjualan UNTR tidak terlepas dari permintaan pasar yang masih tinggi.
Baca Juga: Melesat 85%, United Tractors (UNTR) Jual 5.457 Unit Alat Berat hingga November
“Market yang sangat membutuhkan alat berat, sehingga permintaan lebih gencar. Tugas kami adalah mengupayakan ketersediaan alat berat yang dipasok dari principal dapat memenuhi kebutuhan pelanggan,” kata Sara kepada Kontan.co.id, Selasa (27/12).
Hanya saja, realisasi penjualan Komatsu di periode November 2022 mengalami koreksi. Penjualan di November hanya 370 unit, turun 33,09% dari penjualan di periode bulan Oktober 2022 yang mencapai 553 unit. Menurut Sara, penurunan penjualan di November disebabkan oleh terhambatnya supply dari principal.
Selain alat berat, sejumlah bisnis milik UNTR juga tumbuh. Misalkan, bisnis kontraktor tambang, dimana sepanjang 11 bulan pertama 2022 volume overburden (OB) removal naik 10,25% menjadi 862,1 juta bank cubic meter (bcm) dari sebelumnya 781,9 juta bcm. Namun, realisasi produksi batubara UNTR menurun tipis 1,83% dari semula 107,3 juta ton menjadi 105,2 juta ton per akhir November 2022.
Volume penjualan batubara lewat anak usahanya, yakni PT Tuah Turangga Agung juga naik. Sepanjang 11 bulan pertama 2022, UNTR telah menjual 9,15 juta ton batubara, naik 7,9% dari penjualan di periode yang sama tahun lalu yakni 8,48 juta ton.
Namun, UNTR mencatat penurunan di segmen tambang emas. Penjualan emas dari tambang Martabe selama 11 bulan pertama 2022 sebesar 263.492 Gold Equivalent Ounces (GEOs). Jumlah ini menurun 14,26% dari penjualan di periode yang sama tahun lalu yakni 307.327 GEOs. Hanya saja, penjualan emas di bulan November 2022 stabil di angka 24.000 GEOs, sama seperti penjualan di bulan sebelumnya.
Target 2023
Sebelumnya, manajemen UNTR telah memasang target kinerja tahun depan. Manajemen UNTR memproyeksi penjualan alat berat Komatsu diproyeksi bisa mencapai 5.750 unit hingga akhir tahun ini. Proyeksi tersebut naik dari proyeksi sebelumnya di angka 5.500 unit. Untuk tahun depan, proyeksi sementara ada di angka 5.500 unit. Target ini tergantung kemampuan supply dari principal.
Untuk volume penjualan batubara tahun ini ditaksir bisa mencapai angka sekitar 9 juta ton. Sementara tahun depan volume penjualan batubara diperkirakan bisa meningkat hingga 5%.
“Proyeksi penjualan batubara dari tambang batubara United Tractors mengikuti kapasitas yang masih memiliki ruang untuk sedikit meningkat, ditopang oleh harga jual yang masih positif,” kata Sara.
Baca Juga: Intiland Development (DILD) Terus Mencari Strategi dalam Penjualan Properti
UNTR juga memasang target optimistis di segmen kontraktor tambang yang dijalankan oleh PT Pamapersada Nusantara. Produksi batubara tahun ini diperkirakan sekitar 117 juta ton, dengan volume overburden (OB) removal sekitar 970 juta bank cubic meter (bcm). Sara mengatakan, untuk tahun depan, baik produksi batubara maupun volume OB diperkirakan bisa meningkat sekitar 4%-5%.
Terakhir, manajemen UNTR menaksir penjualan emas lewat tambang emas Martabe akan mencapai sekitar 285.000 oz tahun ini. Sementara untuk tahun depan akan turun ke level sekitar 140.000 oz.
“Terkait penurunan penjualan emas, hal ini disebabkan karena grade mineral emas yang ditambang lebih rendah, sehingga setelah diproses menghasilkan output emas yang lebih sedikit,” pungkas Sara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News