Reporter: Agung Jatmiko | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Sepekan ini pergerakan rupiah cukup stabil. Kemarin (30/11), pasangan USD/IDR di pasar spot melemah 0,16% menjadi 9.618 dibanding sehari sebelumnya. Selama sepekan, rupiah menguat 0,32%. Sementara, dollar AS di kurs tengah Bank Indonesia (BI) kemarin melemah 0,05% menjadi 9.605 dibanding sehari sebelumnya.
Analis BNI Divisi Tresuri Raditya Ariwibowo mengatakan, target penurunan inflasi di akhir tahun ini oleh Gubernur BI memberi energi positif bagi rupiah. Selain itu, rupiah juga mendapat intervensi dari BI di akhir pekan ini.
"BI mulai menjual dollar AS ke pasar untuk mengimbangi permintaan dollar AS yang cukup tinggi,” kata Raditya.
Veni Kriswandi, Head of Trading Commonwealth, menambahkan, penguatan rupiah juga terjadi karena ada aliran dana masuk dari pasar obligasi. Aliran dana asing yang masuk melalui pasar obligasi jauh lebih banyak dari pasar ekuitas. Ini secara otomatis mampu menaikkan posisi rupiah.
Ini terlihat dari kepemilikan asing di surat utang pemerintah per 29 November 2012 sebesar Rp 269,35 triliun. Jumlah ini meningkat 7,59% dibanding akhir bulan Oktober lalu.
Pekan depan, kurs rupiah diprediksi masih relatif menguat di kisaran sempit. Raditya mengatakan, intervensi BI akan lebih besar di pekan depan.
Raditya memprediksi, pasangan USD/IDR pekan depan akan berada di kisaran 9.580 – 9.630. Sementara, prediksi Veni, pairing USD/IDR akan bergerak di rentang 9.595 – 9.645.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News