kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

INTA sudah menggunakan belanja modal Rp 70 miliar


Jumat, 10 Mei 2013 / 06:37 WIB
INTA sudah menggunakan belanja modal Rp 70 miliar
ILUSTRASI. Prediksi AS Roma vs Zorya Luhansk di Liga Konferensi: Giallorossi ancam Tim Lenin


Reporter: Kornelis Pandu Wicaksono | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. PT Intraco Penta Tbk (INTA) telah memakai belanja modal sebesar Rp 70 miliar hingga kuartal I 2013. Total belanja modal INTA tahun ini sendiri Rp 190 miliar.

Belanja modal tersebut, menurut Imam Liyanto, Investor Relations INTA, untuk menambah alat berat di bidang penyewaan alat berat. Selain itu, dana tersebut akan digunakan mengembangkan bisnis pertambangan.

Anggaran belanja modal tersebut berasal kas internal dan pinjaman bank domestik. "Sebesar 20% - 30% dari kas internal dan 70% dari perbankan," jelas Petrus Halim, Direktur Utama INTA. Dana kas INTA per kuartal I 2013 sebesar Rp 180,78 miliar.

Pada kuartal I 2013, pendapatan INTA menurun 13,3% menjadi Rp 780,5 miliar. Tapi, laba bersih masih bisa naik 13,7% menjadi Rp 41,4 miliar.

Manajemen INTA yakin, pendapatan INTA tahun ini bisa naik 15% -25% di 2013. Artinya pendapatan INTA bisa mencapai Rp 2,98 triliun - Rp 3,24 triliun di tahun ini.

Caranya, INTA akan menambah merek alat berat di tahun ini. "Tapi belum bisa disebutkan merek dan jumlahnya. Hingga sekarang kami sudah memiliki enam merek alat berat," jelas Petrus. Diantaranya, Volvo, SDLG, Sinotruk, Mahindra, Bobcat dan Doosan.

Selain itu, INTA tengah bernegosiasi dengan para penyewa untuk mengubah kontrak. Yaitu sistem menyewa dengan opsi membeli alat berat. "Waktu cashflow-nya membaik, harga komoditas membaik, perusahaan bisa menebus alat itu menjadi miliknya," jelas Petrus.

INTA juga akan diversifikasi penjualan ke bisnis lain. Selain tambang batubara, INTA akan memperluas penjualan alat berat ke sektor agribisnis, konstruksi dan transportasi. Maklum, pada kuartal I-2013 penjualan alat berat untuk tambang batubara turun hingga 60%.

Menurut Petrus, penjualan kuartal I memang cenderung lebih rendah. "Siklus tertinggi di kuartal II - kuartal III," jelas dia. Rabu (8/5), harga INTA menguat 2,53% di Rp 405.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×