kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Inilah cara BEI gelar karpet merah GoTo dan Bukalapak masuk papan utama bursa


Minggu, 13 Juni 2021 / 16:30 WIB
Inilah cara BEI gelar karpet merah GoTo dan Bukalapak masuk papan utama bursa
ILUSTRASI. Rencana GoTo dan Bukalapak masuk bursa dengan IPO mengharuskan BEI mengubah aturan papan pengembangan. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.


Reporter: Dityasa H. Forddanta, Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Rencana GoTo, perusahaan hasil merger Gojek dan Tokopedia, serta Bukalapak masuk pasar modal lewat initial public offering membuat Bursa Efek Indonesia (BEI) mengubah sejumlah peraturan.

Salah satunya terkait kriteria papan pencatatan saham. BEI akan melakukan modifikasi aturan akan dilakukan untuk menyesuaikan karakteristik perusahaan yang terus berkembang, termasuk  perusahaan teknologi (digital company) serta pengguna technology company (enable tech company).
Direktur Penilaian BEI I Gede Nyoman Yetna, Kamis (10/6) mengatakan, perubahan peraturan dilakukan untuk mengikuti perubahan karakteristik perusahaan yang terus berkembang ini. “Ini artinya tidak terbatas pada tech companies,” ujar Nyoman kepada KONTAN (9/6) lalu. 

Baca Juga: Menakar Peluang dan Tantangan Startup Super Hasil Merger GoTo

Ada tiga kategori papan pencatatan di pasar modal Indonesia hingga saat ini, mengacu Peraturan I-A. Setiap papan memiliki kriteria masing-masing.

Pembedanya: dari profitabilitas, pendapatan emiten yang bisa dicatatkan di masing-masing papan, sampai jumlah saham publiknya. (lihat tabel).

Rencana GoTo, perusahaan hasil merger Gojek dan Tokopedia, serta Bukalapak masuk pasar modal lewat initial public offering membuat Bursa Efek Indonesia (BEI) mengubah sejumlah peraturan.

Hanya, Nyoman belum bersedia merinci teknis kelima alternatif tersebut. Tapi sedikit gambaran, opsi masuknya nanti bisa berdasarkan pendapatan dan kapitalisasi pasar, total aset dan kapitalisasi pasar, serta operating cashflow kumulatif dan kapitalisasi pasar.  Beberapa persyaratan ini sudah diberlakukan di bursa lain di dunia.

Baca Juga: Mayoritas asing, ini daftar kepemilikan saham PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (GoTo)

BEI juga tengah mengembangkan regulasi penerapan dual-class shares (DCS) dengan struktur multiple voting shares (MVS). "Kalau dipadankan ke bahasa Indonesia, namanya saham dengan hak suara multipel (SHSM)," terang Nyoman.
 
Ketentuan SHSM akan memungkinkan para pendiri perusahaan rintisan tetap menjadi pengendali, meski kepemilikan sahamnya kecil. Dengan demikian, pendiri tetap memiliki kuasa mewujudkan visi dan misi perusahaan jangka panjang. "SHSM ini yang masih kami bahas agar nantinya bisa dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan tersebut," kata Nyoman.
 
Ketua Indonesia Fintech Society Mirza Adityaswara menyatakan, bursa memang harus adaptif dengan perkembangan unicorn dan decacorn. 
Startup memiliki nilai strategis untuk perekonomian maupun pemulihan ekonomi. "Mereka mempercepat old economy menjadi new economy," ujar Mirza.  
 
Perusahaan start up baik dalam bentuk unicorn dan decacorn masih membutuhkan suntikan modal di awal pendirian. Masuk bursa lewat initial publick offering menjadi salah satunya. 
 
Tak hanya itu saja.  Indonesia tercatat memiliki start up terbesar di Asean. Perusahaan rintisan dengan status centaur atau selevel di bawah unicorn di Indonesia bahkan menguasai 38% dari keseluruhan start up di Asean dengan nilai valuasi berkisar berkisar US$100 juta-US$999 juta.
Adapun dari 11 start up berstatus unicorn di Asia Tenggara dengan valuasi sebesar US$  28 miliar, tujuh diantaranya dari Indonesia.  “Masuknya start up ke bursa saham akan diikuti dengan start up lainnya ke bursa,” ujar Mirza. 
 
IPO unicorn di pasar saham Indonesia membuka kesempatan investor lokal memiliki saham unicorn.  Selama ini, kata Mirza, investor asing mendominasi pendanaan ke perusahaan rintisan lewar seri pendanaan. “IPO akan membuka kesempatan investor lokal memiliki saham start up,” ujar Mirza. 
 
Mirza tak menampik bahwa start up di tahun-tahun pertama dalam usaha rintisannya masih merugi lantaran terus melakukan inovasi dan ekspansi. Hanya saja, dalam perkembangan utamanya  pasca digital ekonomi  terbentuk, perusahaan digital ini meraih keuntungan .
 
Ini jadi kesempatan bagi investor memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham yang terpacu dari kenaikan  valuasi perusahaan.
 
IPO bisa menjadi cara investor asing kelaur dari start up unicorn untuk merealisasikan keuntungan setelah bertahun-tahun menanamkan modalnya. “Ini hal biasa, investor yang keluar akan digantikan dengan investor lain,” ujarnya. Oleh karena itu, lewat IF Soc, Mirza menyarakankan agar investor ritel cermat memilih saham start up serta mengetahui fundamental perusahaan.
 
Kapitalisasi pasar GoTo yang diprediksi besar diyakini  akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap size kapitalisasi pasar modal Indonesia. 
 
Valuasi Grup GoTo disebut-sebut mencapai US$ 17 miliar atau Rp 198,80 triliun (kurs Rp 14.200 per dollar AS). Dengan valuasi ini, GoTo menjadi raksasa teknologi dengan valuasi terbesar di kawasan Asia Tenggara mengungguli Grab yang mencatatkan valuasi US$ 14 miliar.
  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×