Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Lautan Luas Tbk ingin mencatatkan pertumbuhan baik di segala lini bisnisnya. Untuk itu perseroan juga menganggarkan belanja modal untuk meningkatkan produksinya.
Herman Santoso, Direktur Operasional PT Lautan Luas Tbk menjelaskan perseroan tahun ini membidik kenaikan pendapatan sekitar 15%-20%. Sampai Maret 2018, menurutnya permintaan masih belum begitu besar. Hanya saja perseroan terus meningkatkan kualitas produk agar bisa mendapat hasil positif.
"Target bottom line mungkin linier. Tidak bisa kita pastikan karena ada banyak faktor," kata Herman, usai Rapat Umum Pemegang Saham di kantor Lautan Luas, Jumat (11/5).
Di tahun 2017, emiten berkode saham LTLS mencatat pendapatan Rp 6,6 triliun, naik 2,47% dibandingkan periode 2016 sebanyak Rp 6,4 triliun. Pada tahun 2017 perseroan mencatat laba bersih sekitar Rp 150 miliar, naik 149,42% dari sekitar Rp 60 miliar di 2016.
Untuk kontribusi ekspor diperkirakan akan sama seperti tahun ini yakni sekitar 13%. Hal ini karena tantangan di luar negeri sangat ketat. Produk utama yang diekspor yakni untuk keperluan water treatment. "Utamanya sekarang kita ekspor ke negara-negara Asean," jelas Herman.
Untuk memantapkan kinerja, perseroan sudah menyiapkan capital expenditure (capex) sebanyak Rp 200 miliar pada tahun ini. Sumber dana sebagian dari internal dan juga sebagian dari pinjaman bank. "Kita terus ekspansi kapasitas produksi tiap anak pabrik anak usaha," papar Herman.
Asal tahu saja, saat ini LTLS punya 17 fasilitas manufaktur. Sebanyak 14 diantaranya ada di Indonesia, dua di China dan ada satu di Vietnam. Namun saat ini Herman menilai lini bisnis distribusi masih menopang pendapatan. "Sebanyak 55% pendapatan dari distribusi, manufaktur 35% dan sisanya logistik," jelasnya.
Ridwan Adipoetra, Head of Corporate Communications PT Lautan Luas Tbk menjelaskan saat ini secara sektor permintaan sektor dari makanan dan minuman masih terbesar. Salah satu produk utamanya yakni dairy krimer. Di samping itu perseroan juga punya bisnis pengolahan air, penjualan bahan kimia untuk water treatment, agro bisnis dan juga bahan baku personal care. "Salah satu produk yang kita terus genjot yakni merk Fiber Creme," kata Ridwan, Jumat (11/5).
Fiber Creme merupakan merk anak perusahaan bernama PT Lautan Natural Krimerindo (Ellenka). Fiber Creme ialah bahan makanan yang terbuat dari serat sayuran, oligosakarida dan minyak kelapa. Penjualan Fiber Creme saat ini dalam skema business to consumer (B2C) dan juga bussiness to bussiness (B2B). "Mayoritas kami jual ke pabrik kopi dan juga cereal," papar Ridwan.
Informasi saja, Lautan Luas menjalankan pabrik krimer dengan kapasitas produksi terpasang 61.600 ton per tahun. Utilisasi produksinya saat ini mencapai rata-rata 50%. Ditargetkan utilisasinya bisa mencapai 70% tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News